Selasa 26 Jul 2016 10:26 WIB

Presiden Filipina Ingin Berdamai dengan Komunis

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte
Foto: Reuters
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan gencatan senjata unilateral dengan kelompok komunis, Senin (25/7). Menurutnya, ini adalah impian untuk mengakhiri perseteruan yang sudah berlangsung beberapa dekade.

Ia meminta militan untuk menghentikan pertempuran seiring dengan upaya pembicaraan yang akan dimulai pekan depan. "Demi segera menghentikan kekerasan dan mengembalikan kedamaian di komunitas, saya mengumumkan gencatan senjata unilateral," kata dia.

Ia berharap upaya ini bisa berlangsung permanen hingga berakhir dengan perdamaian sebelum masa jabatannya habis. "Ini adalah tujuan saya, impian saya," kata Duterte dikutip Aljazirah.

Perseteruan antara pemberontak komunis dan pemerintah telah menewaskan 30 ribu orang sejak dimulai pada 1960an. Sayap militer komunis, New People's Army diyakini memiliki kurang dari 4.000 tentara saat ini, jauh menurun sejak 1980an yang berjumlah 26 ribu orang.

Namun mereka tetap memiliki pengaruh tinggi, terutama di daerah pinggiran yang miskin. Militan kelompok sering menyasar polisi dan tentara. Duterte mengatakan, saat ini tepat untuk mengakhiri kekerasan.

Pembicaraan damai ini telah putus nyambung sejak pendahulu-pendahulu Duterte memimpin. Saat kepemimpinan Benigno Aquino, negosiasi dilakukan mulai 2010, namun berakhir pada 2013.

Pemerintah menuduh kelompok pemberontak tidak serius dalam kesepakatan politik. Pembicaraan pun runtuh ketika pemerintah menolak permintaan kelompok untuk melepaskan anggota mereka.

Pembicaraan kali ini akan berlangsung di Norwegia pada 20 Agustus. National Democratic Front, salah satu kelompok komunis mengaku siap untuk berunding. Kelompok juga menyambut baik deklarasi gencatan senjata Duterte.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement