Selasa 02 Aug 2016 10:00 WIB

Guru Kehidupan

Hanan al-Hroub, perempuan Palestina yang digelari guru terbaik dunia.
Foto: emimrates247
Hanan al-Hroub, perempuan Palestina yang digelari guru terbaik dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Asep Sapa’at

Kita tak akan pernah bisa melupakan guru baik dan inspiratif. Di salah satu forum guru di Sorowako (Sulawesi Selatan), Bu Uchie, seorang guru SD berkisah tentang Bu Damawiah, sosok guru kehidupan yang amat berjasa dalam perjalanan hidupnya.

Bu Uchie terlahir dari keluarga petani yang hidup pas-pasan. Selain itu, Bu Uchie mengalami gangguan pendengaran sejak lahir.  Karena dua sebab itulah, Bu Uchie mengasingkan diri dari teman-temannya di sekolah.

Meski punya prestasi akademis bagus, Bu Uchie tak bisa kalahkan rasa mindernya. Bahkan, Bu Uchie kerap menjadi sasaran ejekan teman-teman sekolahnya. Saat rasa percaya dirinya ambruk, Bu Damawiah selalu hadir membangkitkan semangat hidupnya.

Kata-kata Bu Damawiah terekam jelas dalam ingatan Bu Uchie, “Jangan dengarkan orang lain yang berkata buruk tentangmu. Mereka hanya iri.”

Saat bertutur, Bu Uchie tak kuasa menahan tangis dan rasa haru yang membuncah. Fakta tak terbantahkan, Bu Damawiah mampu membuat muridnya berani bermimpi dan mengantarkan mereka ke gerbang masa depan yang gemilang.

Bu Damawiah telah wafat. Namun, inspirasi hidupnya tak akan pernah lekang ditelan waktu. Bu Uchie mantap memilih jalan hidup sebagai guru karena inspirasi dari Bu Damawiah. Hidup adalah sedekah.

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap Muslim wajib bersedekah. Lalu ada orang yang bertanya: ‘Bagaimana kalau dia tidak sanggup?’ Jawab Nabi SAW: ‘Dia harus bekerja untuk dapat memberi manfaat kepada dirinya sendiri dan supaya dia dapat bersedekah. Tanya: ‘Bagaimana kalau dia tidak sanggup?’ Jawab Nabi SAW: ‘Menolong orang yang membutuhkan pertolongan’.

Tanya: ‘Bagaimana kalau dia tidak sanggup juga?’ Jawab: ‘Mengajak kepada kebajikan atau kebaikan’. Tanya: ‘Bagaimana kalau tidak sanggup juga?’ Jawab: ‘Menahan diri dari berbuat kejahatan, itu pun adalah sedekah.” (HR. Muslim).

Ilmu, senyum ketulusan, keikhlasan mendidik, kata-kata pembangkit semangat hidup, dan doa tulus Bu Damawiah untuk Bu Uchie, itulah sedekah terbaik seorang guru.

Bagi guru kehidupan, mengajar tak hanya sekadar bermakna memindahkan ilmu pengetahuan kepada para murid. Tetapi, mengajar adalah menyentuh kehidupan murid-murid. Menolong dan membantu murid menjadi pribadi yang mandiri, berilmu pengetahuan, dan berakhlakul karimah.

Setiap niat, perkataan, dan perbuatan yang mengandung nilai kebaikan dan dengan mengharap ridha Allah SWT adalah sedekah terbaik guru yang amat bernilai di sisi Allah SWT (QS An-Nisa: 114). Bicara guru adalah bicara manfaat. Bicara manfaat bukankah itu nilai kehidupan? Maka, guru harus sadar posisi.

Guru adalah kehidupan bukan penghidupan. Karena tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta), maka sedekahkanlah segenap kemampuan terbaik kita sebagai guru untuk mengajar dan mendidik murid-murid.

Saat guru merasa lelah berbuat kebaikan, maka renungkanlah kata-kata hikmah dari Khalifah Umar bin Khathab, “Bila kita merasa letih dengan kebaikan, sungguh keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Bila kita bersenang-senang dengan dosa, maka kesenangan itu akan hilang dan dosa yang akan kekal.” Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement