REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Rabu (3/8) atau Kamis (4/8) pagi WIB, tertekan data ekonomi AS yang poitif dan penguatan dolar AS.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 7,9 dolar AS, atau 0,58 persen, menjadi menetap di 1.364,7 dolar AS per ounce. Logam mulia berada di bawah tekanan karena laporan ketenagakerjaan yang dirilis oleh Automated Data Processing (ADP), yang berbasis di AS, menunjukkan bahwa angka penggajian sektor swasta lebih tinggi dari yang diperkirakan pada 179 ribu.
Data yang lebih baik dari perkiraan itu menempatkan tekanan pada logam mulia, karena para investor mengembangkan pandangan yang lebih optimis untuk ekonomi AS. Emas berada dalam tekanan lebih lanjut ketika dolar AS menguat. Indeks dolar AS naik 0,33 menjadi 95,42 persen. Indeks tersebut adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.