REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah menegaskan tentang kemuliaan para pencari ilmu, bahwa mereka, orang-orang yang menuntut ilmu, akan mendapat ridha dan doa dari para malaikat.
Saking mulianya pencari ilmu, Allah SWT pernah menegur Rasul yang mendiamkan orang yang ingin belajar Islam. ?Siapakah gerangan orang yang membuat baginda Rasul ditegur?
Ia adalah Abdullah Ibnu Ummi Maktum, muazin Rasulullah. Ibnu Ummi Maktum, berasal dari Suku Quraisy Makkah yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasul, ia adalah putra dari bibi istri Rasul, Khadijah bin Khuwailid, dari jalur ibu.
Ibn Ummi Maktum, tergolong orang yang terdahulu memeluk Islam atas dorongan belajar. Sang nenek, hidup ketika umat Islam Makkah dalam keadaan tertindas. Ketertindasan itu pula sempat dirasakan oleh Ibnu Ummi Maktum.
Suatu saat, Rasul tengah berdiplomasi dengan tokoh-tokoh terkemuka Quraisy untuk mengenalkan Islam.
Di tengah perjalan, seperti yang dikisahkan buku "Sosok Para Sahabat Nabi" karya Abdurrahman Raf'at al-Basya, Rasulullah berjumpa dengan Utbah ibnu Rabi'ah dan saudaranya, Syaibah ibnu Rabi'ah, beserta Amru ibnu Hisyam yang dikenal dengan sebutan Abu Jahal, Ummayah ibnu Khalaf, serta al-Walid ibnu Mughirah, ayahanda Khalid.
Di pertemuan itulah Rasul mengajak mereka masuk Islam. Rasulullah sangat mengharapkan keislaman mereka atau minimal mereka mau menghentikan gangguan-gangguannya terhadap para sahabatnya yang memeluk Islam.
Saat Rasulullah sedang sibuk-sibuknya, datanglah Abdullah Ibnu Ummi Maktum dan berkata. "Ya Rasulullah, ajarilah saya apa yang Tuhanmu ajarkan kepada Anda," katanya memecah konsentrasi Rasulullah kepada para tokoh Quraisy ketika itu.
Karena merasa terganggu, setelah sempat melirik Ibnu Maktum sebentar, Rasul bergegas memalingkan muka tanpa bersuara dan menghiraukan Ibnu Maktum.
Rasul pun kembali memusatkan perhatiannya kepada tokoh-tokoh Quraisy dan melanjutkan dakwahnya. Namun, kali itu, usahanya belum membuahkan hasil. Tokoh-tokoh Quraisy yang ditemuinya itu belum menerima Islam.
Namun, Allah punya rencana lain. Justru, sikap Rasul terhadap Ibnu Maktum, mendapat perhatian serius. Tiba-tiba, tubuh Rasulullah berat dan menggigil lalu turunlah Surat 'Abasa ayat 1-6 yang artinya:
"Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling karena telah datang seorang but kepadanya. Tahukan kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari doa, atau dia ingin mendapatkan pelajaran, lalu pelajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang menganggap dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya.
Padahal tidak ada celaan atasmu kalau ia tidak memberikan diri (beriman). Adapun orang yang datang kepada dengan bersegera untuk mendapatkan pelajaran, sedang ia takut kepada Allah, maka kamu mengabaikannya.
Sekali-kali jangan berbuat demikian! ?Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki, tentulah ia memerhatikannya di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan di tangan para utusan malaikat yang mulia lagi diberkati."
Sejak itulah Rasulullah makin menghormati Abdullah Ibnu Ummi Maktum. Rasul melayani tiap pertanyaan yang diajukan oleh sahabat yang tidak memiliki penglihatan tersebut.
Ketika gangguan-gangguan Quraisy semakin keras, Rasul mengizinkan kaum Muslim berhijrah. Abdullah Ibnu Ummi Maktum bersama Mush'ab ibn Umair, termasuk rombongan sahabat yang pertama kali datang di Madinah. Di tempat baru itu, keduanya mengajarkan Alquran.
Setibanya Rasul di Madinah, Abdullah Ibnu Ummi Maktum diangkat sebagai muazin bersama Bilal. Keduanya tercatat sebagai muazin pertama yang pernah dimiliki oleh umat Islam.