REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Perjalanan Neymar pada perhelatan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro kali ini jauh dari kata mulus. Memperkuat tim sepak bola putra Brasil, pemain berusia 24 tahun itu gagal membawa Selecao memetik kemenangan pada dua laga pertamanya di penyisihan grup.
Akibatnya, perhatian masyarakat Brasil sempat teralihkan kepada sosok pesepakbola perempuan, Marta, yang membawa timnas perempuan Selecao menang dua kali pada dua laga pertamanya.
Akan tetapi, kegagalan pada dua laga awal itu tak menyurutkan motivasi Neymar, yang rela absen di perhelatan Copa America 2016 demi memperkuat negaranya di ajang Olimpiade. Pada laga ketiga, meskipun tak mencetak gol, striker Barcelona itu turut mengantarkan timnya mencukur Denmark 4-0 sekaligus memastikan langkah ke perempat final.
Baru selepas penyisihan grup Neymar menunjukkan kualitasnya yang sesungguhnya. Pada laga perempat final melawan Kolombia, pemain yang mengawali karier sepak bolanya di Santos itu mencetak gol perdananya. Skuat Rogerio Micale itu pun dibawanya menang dua gol tanpa balas.
Pada babak semifinal melawan Honduras, ia kembali membuka keran gol Brasil. Kali ini bahkan dengan cara yang luar biasa karena gol pada detik ke-15 itu menjadi gol tercepat sepanjang sejarah Olimpiade. Pada akhirnya ia mencetak dua gol dan mengantarkan Brasil menang telak 6-0.
Pada babak final yang akan berlangsung Ahad (21/8) dinihari WIB nanti mentalitas Neymar akan kembali diuji. Brasil akan menjamu tim kuat Jerman untuk memperebutkan medali emas.
Tentunya masih terekam dalam ingatan masyarakat Brasil bagaimana Der Panzer melindas Selecao dengan skor 7-1 pada semifinal Piala Dunia 2014 pada laga yang berlangsung Stadion Maracana, Rio de Janeiro. Kini, pada partai puncak yang akan berlangsung di tempat yang sama, publik Brasil pastinya berharap ada aksi balasan dari Neymar dan kawan-kawan, meskipun yang dihadapi kali ini adalah timnas Olimpiade Jerman yang diperkuat mayoritas pemain di bawah usia 23 tahun.
Neymar memang absen pada partai berjuluk Mineirazo tersebut dua tahun lalu akibat cedera yang diperoleh pada laga sebelumnya. Akan tetapi dengan membawa Brasil mengalahkan Jerman pada partai puncak nanti seolah akan menjadi penebusan bagi Neymar yang kala itu ikut menanggung malu bersama skuat Luiz Felipe Scolari.