REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sejumlah ibu dengan anggota keluarga perokok di kota Medan sepakat dengan wacana kenaikan harga rokok hingga dua kali lipat. Menurut mereka, harga yang mahal dapat membuat pengeluaran rumah tangga semakin meningkat.
Shinta (29), warga Medan Denai, mengaku, mendukung seratus persen wacana tersebut. "Ya udah, ngapain merokok. Enggak usah merokoklah, bangkrut awak. Sehari habis dua bungkus udah seratus ribu. Kalau bisa enggak usah lagi merokok," kata Shinta kepada Republika.co.id Senin (22/8).
Shinta mengatakan, dalam sehari, suaminya bisa mengonsumsi dua bungkus rokok seharga Rp 20 ribu. Selama ini, tak ada anggaran khusus untuk membeli rokok. Suaminya membeli rokok itu dengan menggunakan uangnya sendiri. "Sehari isi bensin untuk mobil Rp 100 ribu, sama kayak dua bungkus rokok kalau jadi naik nanti. Mending enggak usah lagilah. Merokok pun ganggu kesehatan. Setuju kita, biar enggak merokok orang," ujar dia.
Hal senada disampaikan Sani (41), warga SM Diski, Deli Serdang. Setiap hari, dia selalu membelikan dua bungkus rokok seharga Rp 15 ribu per bungkus untuk ibu mertuanya yang berusia 95 tahun. "Sampai dia bilang bagusan enggak kau kasih aku makan daripada enggak beliin rokok. Bagus dimahalinlah aku rasa," ujar Sani.
Menurut Sani, dengan kenaikan harga rokok, pengeluaran rumah tangga keluarganya dapat dikurangi. Uang untuk membeli rokok, lanjutnya, dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lebih penting.
"Bisa beli beras berapa kilogram itu. Daripada beli rokok ya bagusan beli itu. Cocoklah kalau mahal. Ngurang-ngurangin uang belanja," kata dia.