REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH, ACEH -- Pameran foto dan lukisan seniman Provinsi Aceh ikut mewarnai kemeriahan festival Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB) ke-II tahun 2016 di Meulaboh, 23-31 Agustus.
Asisten II Setdakab Aceh Barat Muslem Raden, di Meulaboh, Selasa mengatakan, melalui kegiatan pameran foto dan lukisan seniman Aceh ini diharapkan dapat memajukan seninya, sekaligus memperkaya wawasan mereka.
"Khususnya generasi muda Aceh Barat agar dapat menjadikan karya seniman Aceh ini sebagai inspirasi dalam bekarya mengisi pembangunan bangsa dengan kegiatan bermakna dan bermanfaat," sebutnya saat membacakan pidato Bupati Alaidinsyah.
Pameran foto dan lukisan seni rupa ini dilaksanakan di gedung PKK Aceh Barat, dengan kegiatan ini tergambar bentuk peningkatan kehidupan seni rupa di daerah tersebut.
Kehidupan masyarakat Aceh dengan karakteristik budaya yang bersifat Islami, dapat memberi pengaruh besar terhadap pengungkapan para seniman lewat memanifestasikan karya terbaiknya sehingga akan sejalan dengan budayanya.
Sebut Muslem Raden, kondisi budaya Islam itu antara lain telah memperkuat para seniman dalam memberikan corak dan ragam pada hasil suatu karya, kegiatan seni itu memerlukan kerja keras dan penuh dedikasi yang tinggi.
"Satu hal yang patut menjadi perhatian kita, kegiatan seni memerlukan kerja keras. Adanya suatu kegagalan harus dipandang sebagai cambuk untuk bangkit dan keberhasilan harus menjadi api pembakar semangat berkarya lebih baik," sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskan, melalui adanya pengembangan karakterikstik budaya yang dituangkan dalam kreasi seniman Aceh ini menjadi bahan edukasi bagi semua pihak dalam mencermati perkembangan pembangunan manusia dengan budayanya.
Acara pameran foto dan lukis diikuti oleh pelukis senior Aceh seperti Yusrizal Ibrahim, Rein Asmara, Dedy Kale, Iswady, Salahuddin, Testu, Teuku Dadek, Erman Hasibuan, Faisal Adrean, Eddy Ikhsan, Riza, Said Azmi dan sebagainya.
Acara pembukaan pameran foto dan lukisan seniman Aceh ini dilanjutkan dengan workshop melukis diatas non kanvas dan membuat gerabah oleh salah seorang akademisi yang dihadirkan dari Kota Banda Aceh.