REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman mendesak penduduknya mengumpulkan persediaan makanan dan air sebagai bentuk kewaspadaan, Rabu (24/8). Perintah ini diadopsi setelah Jerman menerapkan strategi pertahanan sipil pertamanya sejak akhir Perang Dingin.
Mengumpulkan persediaan makanan dilakukan untuk mewaspadai terjadinya aksi-aksi teroris atau serangan siber. Rencana ini juga menandakan pembaruan kebijakan pertama sejak 1995, ketika muncul isu reunifikasi Jerman.
Dilansir dari Channel News Asia, kebijakan baru ini dituangkan dalam dokumen sebanyak 69 halaman. Pemerintah memperingatkan lingkungan kebijakan keamanan telah berubah. Agar penduduk waspada pada setiap keadaan sehingga harus selalu bersiap diri.
Banyak kritik menuduh Kanselir Angela Merkel menggunakan isu ini sebagai alat menuju pemilu September. Penduduk juga melayangkan protes hingga ke dunia maya.
Pemerintah berargumen reaksi yang cepat dan efektif sangat diperlukan ketika situasi dalam bahaya. "Sehingga, harus ada persiapan untuk rencana yang jelas dan mekanisme bertindak," kata pemerintah.
Penduduk diminta mengumpulkan persediaan makanan untuk 10 hari. Rencana ini juga membuat pasukan harus memprioritaskan warga sipil selagi berusaha membuat gedung-gedung lebih aman. Kapasitas sistem kesehatan juga ditingkatkan.
Kementerian pertahanan sedang mempersiapkan latihan militer untuk merespon serangkaian teror. Pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere juga telah mengumumkan hukum antiteror baru termasuk proposal kontroversial untuk menghapus kewarganegaraan pelaku teror dari Jerman.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement