REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Kebudayaan India Mahesh Sharma mengatakan pekan ini, turis asing perempuan di India seharusnya tidak mengenakan rok.
Pernyataannya tersebut menuai kritik di negara yang mencoba meyakinkan turis perempuan mereka tak perlu takut pelaku pelecehan seksual.
"Saat turis tiba di bandara, mereka diberikan diberikan paket panduan. Ada kartu di dalamnya mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal-hal kecil, seperti tidak berkeliaran sendiri di kota kecil saat malam, jangan mengenakan rok," katanya, dikutip New York Times, Selasa (30/8).
Baca: Pengaduan Pelecehan Seksual di Militer Kanada Naik 22 Persen
"Untuk keamanan mereka sendiri, turis asing perempuan jangan mengenakan gaun pendek dan rok," ujarnya, dikutip The Guardian.
Dia kemudian meralat ucapannya dengan mengatakan pernyataan tersebut adalah imbauan ketika berkunjung ke tempat ibadah.
"Saya ayah dari anak perempuan. Saya tidak mengatakan apa yang harus dipakai dan tidak. Saya mengatakan ini nasihat jika mereka mengunjungi tempat ibadah," katanya.
Pejabat, termasuk Menteri Kepala Delhi Arvind Kejriwal dan kritik lain di media sosial mengecam pernyataan Sharma tersebut.
India menghadapi kritik panas atas responsnya mencegah dan menangani pelecehan seksual sejak seorang perempuan diperkosa beramai-ramai di bus New Delhi pada 2012 dan tewas karena luka-lukanya.
Data pemerintah menunjukkan terdapat 36.375 laporan pemerkosaan di India pada 2014. Di Delhi rata-rata terjadi enam pemerkosaan dan 15 pelecehan seksual per hari pada 2015. Angka itu tertinggi dalam 15 tahun, menurut The Indian Express.