REPUBLIKA.CO.ID,HANGZHOU-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Republik Rakyat Cina (RRC) memandang Indonesia sebagai mitra kerja sama yang penting dalam berbagai bidang.
"Saya yakin RRC juga memandang Indonesia sebagai mitra strategis yang penting," kata Presiden Jokowi saat pertemuan bilateral dengan Presiden RRC Xi Jinping di West Lake State Guest House Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Cina, Jumat (3/9).
Presiden mengatakan RRC merupakan mitra penting Indonesia di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, dan pariwisata. "Dan saya yakin pertemuan ini akan semakin memperkuat kerja sama bilateral Indonesia dan RRC," kata Jokowi.
Presiden berharap kemitraan Indonesia dan RRC dapat memberikan kontribusi pada perdamaian dan kemakmuran dunia. "Kedua negara telah memiliki kemitraan strategis komprehensif dan kemitraan ini harus dijalankan dengan penuh," kata Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan secara prinsip menyepakati plan of action for the implementation of the comprehensive strategic partnership 2016-2020 antara Indonesia dan RRC. "Kami mendukung arti penting kesinambungan juga kerja sama bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya," kata Jokowi.
Usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Xi ingin membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan tema utama yang dibicarakan di bidang perdagangan, pariwisata, dan keuangan. Retno mengatakan dalam pertemuan itu Presiden Jokowi berharap defisit perdagangan dengan Cina yang saat ini cukup besar dapat dikurangi.
Menlu mengungkapkan Presiden Xi Jinping berjanji akan mempermudah masuknya buah dari Indonesia ke Cina guna mengurangi defisit perdagangan. Selain itu, kata Retno, Presiden Xi Jinping akan mendorong masyarakatnya mengunjungi Indonesia karena destinasi wisata Indonesia semakin populer. Sedangkan di bidang keuangan, Indonesia memperpanjang kerja sama currency swap arrangement yang berlaku 2013-2016 senilai 130 miliar dolar AS. "Indonesia menegosiasikan perpanjangan kerja sama itu hingga 2019 dengan nilai 137 miliar dolar AS," kata Retno.
Dalam pertemuan ini Presiden Jokowi didampingi oleh beberapa menteri, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Sekrearis Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.