REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan proyek pembangunan Pusat Pelatihan Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, dilanjutkan.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Arie Setiadi Moerwanto pembangunan proyek ini dapat dilanjutkan dengan memperhatikan masalah utama pembangunan, yakni sistem drainase air.
"Problem yang dihadapi adalah penanganan masalah drainase. Masukan bangunan ini dimanfaatkan dengan beberapa penguatan agar sesuai dengan aturan pergempaan yang baru," jelas Arie saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/9).
Ia menjelaskan, kondisi pergerakan tanah di kawasan tersebut relatif kecil dengan tanah bertipe lapisan kedap sehingga aliran air sulit untuk meresap ke dalam tanah. Pergerakan tanah, kata dia, dapat diatasi dengan penguatan struktur bangunan serta perbaikan sistem drainase.
"Kalau air masuk ke sana karena dia tidak bisa meresap lebih dalam, akan mengalir mengikuti kontur mengalir horizontal. Sistem pengairan masalahnya," kata dia.
Proyek pembangunan ini dapat dilanjutkan asalkan memperhatikan rancangan pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi geologi dengan baik. Menurut dia, pembangunan harus dilakukan di tanah datar dan tak boleh dibangun di tanah timbunan.
Lebih lanjut, ia mengatakan, beban bangunan juga perlu dikurangi dengan menurunkan tinggi bangunan, sehingga dapat memenuhi standar ketahanan bangunan terhadap gempa. Sedangkan, bangunan yang dinilai kurang layak pun dikatakannya akan dipotong.
"Ada beberapa yang memang bangunan tidak bagus itu kita potong, misalnya di asrama elite putra, di satu sudut longsor kita potong supaya luas bangunan bagian sudut dihilangkan," jelas Arie.
Arie menilai, meskipun proyek pembangunan gedung olahraga tersebut sempat mangkrak dan terbengkalai, namun struktur bangunan secara umum masih dalam kondisi baik dan memenuhi syarat kelayakan bangunan.
Struktur bangunan-bangunan tersebut, kata dia, tidak mengalami pergeseran baik secara vertikal maupun horizontal. Kendati demikian, Arie pun tak membantah, bangunan-bangunan yang ada juga mengalami penurunan mutu.
Ia menjelaskan, untuk memperbaiki sistem tata air dan dengan memperhatikan stabilitas tanah di lokasi tersebut, sejumlah bangunan yang ada tak dapat dilanjutkan pembangunannya. Dalam proyek itu, kata dia, terdapat 22 tapak bangunan yang belum selesai dibangun.
Namun, hanya 14 bangunan yang disarankan untuk dilanjutkan pembangunannya. Kendati begitu, menurut Arie, Wapres JK hanya meminta untuk fokus terhadap delapan bangunan yang proses pembangunannya sudah mencapai 80 persen.
Keputusan untuk melanjutkan pembangunan proyek inipun berdasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya yakni pembangunannya telah menelan dana hingga Rp 1,2 triliun. Sehingga disayangkan jika mangkrak begitu saja.