REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan meminta pengembangan blok Masela di Maluku dipercepat. Ia mendesak Inpex Corporation sebagai operator blok Masela bisa segera mengurus semua prosesnya.
Luhut mengatakan, segala proses yang harus ditempuh mulai dari amdal hingga revisi POD harus segera dikebut oleh Inpex. Hal ini mengingat deadline operasi blok masela pada 2024, mendatang. "Tadi kita bicara kita ingin prosesnya semua dipercepat, " kata Luhut, di Kantor Koodinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (5/9).
Luhut mengatakan, dalam pertemuan dengan pihak Inpex, dirinya menekankan semua proses harus dipercepat, proses tersebut diantaranya adalah analisis dampak lingkungan (amdal) dari 3 tahun menjadi 1,5 tahun.
Luhut melanjutkan, rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) juga dipercepat delapan bulan ke depan dari yang ditargetkan rampung 2018. Meski telah terjadi perubahan pengembangan dari lepas pantai (off shore) menjadi ke daratan (on shore).
"Revisi POD dari off shore ke on shore saya mita delapan bulan. Mulai dari sekarang kita harapkan itu," kata Luhut.
Luhut mengungkapkan, dalam pertemuan perusahaan migas asal Jepang tersebut mengajukan besaran keuntungan atau Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15 persen. Jika di bawah angka tersebut, maka investasi Blok Masela menjadi tidak menarik.
Namun, Luhut tidak langsung mengamini usulan tersebut. Pasalnya, harus ada perhitungan yang tepat oleh ahli dalam menghitung IRR. Agar sesuai dengan risiko investasi dan keuntungan negara.
"Itu pasti ada hitung-hitungnya, itu teknis akan dibicarakan dengan ahlinya. Saya kan melihat aspek bisnis dengan resikonya begitu," kata Luhut.
Untuk itu, Luhut meminta operator Blok Masela tersebut mengajukan draft proposal pengajuan keuntungan dalam mengelola Blok Masela.