REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bakal calon ketua umum PSSI, Jenderal Purnawirawan Moeldoko mengingatkan agar proses regenerasi kepengurusan induk sepak bola nasional, bebas dari praktik kotor. Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu menegaskan, agar Kongres Pemilihan pada 17 Oktober mendatang, tak mengedepankan aksi dagang suara antara calon dan anggota federasi.
Moeldoko mengatakan, PSSI merupakan rahim kejujuran dan sportivitas dalam penataan kembali sepak bola di Tanah Air. Karena itu, dikatakan purnawirawan bintang empat tersebut, aksi menghalalkan segala cara agar bisa menang harus dihindari. "Kita harapkan money politic (politik uang) harus dijauhkan," kata dia, saat disua di Kesekretariatan Komite Pemilihan PSSI di Kantor Pepabri, Jakarta, Senin (5/9).
Kehadiran Moeldoko di KP PSSI merupakan niatnya mencalonkan diri sebagai ketua umum federasi nasional. Dia mengklaim diri mendapat sejumlah dukungan dari anggota federasi nasional dan pemilik suara dalam Kongres PSSI mendatang. Nama Moeldoko menjadi salah satu dari 10 bakal calon yang sudah ditampung KP PSSI.
Nama Moeldoko pun menghiasi persaingan antar jenderal di bursa pencalonan. Selain dia, nama Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi juga ikut mencalonkan diri. Seluruh bakal calon tersebut, saat ini sedang dilakukan verifikasi oleh KP PSSI agar tak cacat syarat menjadi calon defenitif yang akan disorongkan ke bursa pemilihan ketua umum dalam Kongres Tahunan PSSI di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 17 Oktober.