REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan pengampunan pajak bisa mendorong pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) ke depan. Menurut dia, pertumbuhan kredit maupun dana pihak ketiga (DPK) semester II 2016 kecenderungannya masih menurun. David mengatakan pertumbuhan kredit yang realistis yakni berkisar antara 8 persen sampai 10 persen sampai akhir tahun.
"Tapi ini dengan catatan terkait perkembangan tax amnesty (pengampunan pajak) yang sekarang masih suam-suam kuku. Jadi kita masih belum lihat ada greget," ujar David di Jakarta, Selasa (6/9).
David menjelaskan, apabila pengampunan pajak bisa lebih cepat maka dapat mendorong pertumbuhan kredit ke depan. Dengan demikian, pemerintah harus gencar melakukan sosialisasi sebab masih ada keraguan dari sejumlah emiten untuk ikut program pengampunan pajak. Keraguan yang dihadapi emiten yakni dari sisi regulasi teknis yang dinilai masih belum mumpuni dan belum siap.
Sementara itu, program pengampunan pajak juga dapat meningkatkan DPK. Menurut David, melihat sinyal yang ada saat ini sebenarnya sudah ada peningkatan DPK mulai Juli 2016. David memprediksi, akhir tahun ini pertumbuhaan kredit maupun DPK masih single digit.
"Tapi kalau itu bisa lebih kenceng kuartal IV ini, terutama dari tax amnesty, itu pasti bisa bantu. Bisa bantu, DPK dulu baru ke kredit," kata David.
David menambahkan, sampai akhir tahun sektor kredit yang masih tumbuh dengan baik antara lain proyek-proyek pemerintah terutama modal kerja, investasi asing, konstruksi properti, dan industri manufaktur. Sampai saat ini pertumbuhan kredit relatif stagnan yakni berkisar antara 7 persen sampai 8 persen. Diharapkan, proyek-proyek pemerintah dan pengampunan pajak dapat mendorong pertumbuhan kredit.