REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada September 1229 M. Saat itulah, kekuasaan Islam berakhir di Mallorca. Hal itu ditandai dengan datangnya armada Catalan di bawah komando Raja James I. Kala itu, Mallorca masih bernama Madinah Mayurqa. Seiring dengan pergantian penguasa, nama Madinah Mayurqa pun luruh, lalu diganti Mallorca.
(Baca: Jejak Islam Mallorca)
Menyadari perubahan yang akan terjadi setelah kehadiran Raja James, sebagian besar keluarga Muslim berinisiatif mengumpulkan barang-barang berharga mereka. Mereka masukkan harta benda mereka ke dalam sebuah wadah yang diberi warna hitam. Wadah berisi harta benda tersebut kemudian dikubur di dalam sebuah gua di bukit di bagian selatan Mallorca.
Selama berabad-abad, harta karun itu terpendam di sana. Kini, harta peninggalan kaum Muslimin itu telah ditemukan dan disimpan di Galeri Islam Museu de Mallorca. Harta karun yang di antaranya berupa perhiasan emas dan perak itu bisa bercerita banyak mengenai sejarah pulau ini.
(Baca Juga: Ada Kaligrafi 'Tiada Tuhan Selain Allah' di Istana Alfabia Mallorca)
Di antara timbunan harta karun itu, terdapat koin emas yang berasal dari periode Almohad. Usia koin itu diperkirakan sama dengan usia langit-langit di Istana Alfabia yang sarat dengan hiasan. Dicetak pada akhir abad ke-12, koin-koin emas ini diyakini merupakan mata uang yang digunakan pada masa pemerintahan Raja Alfabia.
Ada pula koin perak berbentuk persegi. Meski asal muasal koin perak ini belum diketahui secara pasti, diyakini koin ini dibuat pada periode yang sama dengan pembuatan koin emas. Keyakinan ini didasari oleh fakta bahwa dinas (koin emas) dan dirham (koin perak) digunakan sebagai alat tukar yang sah di kepulauan Balears pada 1203-1229.
Semua temuan itu menegaskan bahwa masyarakat Muslim pernah mewarnai relung-relung kehidupan Mallorca pada sekitar delapan abad silam.