REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak dapat banyak memetik manfaat dari pemaknaan Hari Raya Idul Adha. Selain mengajari rasa cinta terhadap Allah SWT, Idul Adha rupanya mampu mengajarkan anak bagaimana membangun simpati dan empati, serta mencari rezeki yang halal.
"Kalau mau berkurban, asal-usul harta untuk membeli hewan kurban harus jelas dan diperoleh dengan cara halal," ujar penggagas Gerakan Ayah Hebat Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Republika.co.id, Kamis (8/9).
Syarat tersebut membuat anak mengetahui bahwa mencari harta dengan cara halal sangatlah penting. Saat pembagian daging kurban, anak juga sebaiknya ikut menyaksikan.
Lewat kegiatan tersebut, rasa simpati dan empati anak untuk berbagi terhadap kaum yang membutuhkan mulai terbangun. "Simbol itu harus dipupuk sejak dini," ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini.
Orang tua tidak boleh sembarangan menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS. Sebelum menyampaikan peristiwa tersebut ke anak, orang tua harus paham betul bagaimana kisah itu dapat terjadi. "Saran saya ketika orang tua ingin kasih pemahaman ini, mereka harus membaca atau belajar tentang tarikh Ibrahim," ujar Dahnil.
Yang patut disoroti dalam kisah tersebut bukanlah saat penyembelihan Ismail AS, melainkan kecintaan umat terhadap Allah SWT. Orang tua juga tak perlu memaksa anak untuk menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban.
Pasalnya anak di usia 5 hingga 10 tahun rentan mengalami trauma apabila harus melihatnya. Lain halnya saat Shalat Ied. "Kalau rewel (saat Shalat Ied) tidak apa-apa. Itu bagian dari pendidikan. Anak-anak biasa rewel," kata Dahnil.