REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Indeks Harga Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) naik lagi pada Agustus, didorong oleh harga susu dan minyak sawit yang lebih tinggi, yang sebagian diimbangi oleh harga lebih rendah untuk biji-bijian dan sereal, FAO melaporkan Kamis (8/9).
Indeks keseluruhan naik 1,9 persen dan sekarang sekitar 7,0 persen lebih tinggi dari itu pada titik yang sama pada 2015. Peningkatan ini menghapus penurunan moderat dalam indeks pada Juli dan terjadi meskipun prospek global untuk biji-bijian dan sereal meningkat, yang merupakan komponen terbesar dalam indeks.
Ini adalah keenam kalinya dalam tujuh bulan indeks naik, setelah jatuh terus selama hampir dua tahun. FAO memprediksi produksi di seluruh dunia untuk beras, gandum, dan jagung akan melampaui rekor panen tahun lalu. Kabar itu membantu mendorong harga untuk biji-bijian dan sereal turu8n 3,0 persen pada Agustus dibandingkan Juli.
Tapi penurunan itu tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan harga di sub-indeks lainnya: harga susu naik 8,6 persen untuk Agustus karena produksi susu di Uni Eropa turun, dan harga untuk minyak dan lemak melonjak 7,4 persen.
Harga gula naik 2,5 persen, mencapai tingkat tertinggi dalam enam tahun. Harga daging naik tipis 0,3 persen, berdasarkan harga yang lebih tinggi untuk pakan.
Data berikutnya untuk indeks FAO, yang didasarkan pada sekeranjang 55 barang dan 73 kutipan harga dalam lima kelompok komoditas pangan utama, akan dirilis pada 6 Oktober 2016.