Senin 12 Sep 2016 04:09 WIB

Haji Mengubah Malcom X Melawan Diskriminasi Rasial di AS

Rep: Amri Amrullah/ Red: Israr Itah
Jamaah haji dari berbagai negara menyemut di Masjid Namira di Padang Arafah, Ahad pagi (11/9).
Foto: FAZRY ISMAIL/EPA
Jamaah haji dari berbagai negara menyemut di Masjid Namira di Padang Arafah, Ahad pagi (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diperkirakan dua juta Muslim berkumpul dari seluruh dunia melaksanakan ritual puncak haji, yaitu wukuf di Padang Arafah. Pada 1964, seorang warga Afro Amerika, Malcom X juga pernah melakukan hal serupa di tempat yang sama. 

Perjalanan haji dan wukuf di Arafah saat itu telah mengubah perjalanan hidupnya secara drastis, yakni melawan penindasan warga kulit hitam Amerika oleh warga kulit putih. Hal itu ia tuangkan dalam salah satu surat pribadinya, yang ditujukan kepada asisten setia di Harlem. 

Dilansir dari Arysnews.tv, Ahad (11/9), berjudul 'Historical letter that Malcolm X wrote after Hajj', Malcom X menulis, "Amerika perlu memahami Islam, karena inilah satu-satunya agama yang menghapus dari masalah rasial dalam komunitas bangsa ini." 

Sepanjang perjalanan ke negara Muslim, Malcolm C mengau bertemu dan berbicara dan makan dengan orang yang mungkin di Amerika dianggap warga putih. Namun, kata dia, sikap rasial itu telah dihapus oleh Islam dari pikiran mereka.

"Aku belum pernah melihat persaudaraan yang tulus dan benar-benar dipraktikkan oleh semua warna bersama-sama, terlepas dari warna kulit mereka," ujar Malcolm X.

"Anda mungkin terkejut dengan kata-kata saya ini, tapi perjalanan ziarah haji ini, apa yang saya lihat, rasakan telah memberikan kekuatan kepada saya untuk menyusun kembali dari pola pikir yang ada pada diri saya sebelumnya."

"Selama 11 hari terakhir haji di negara Muslim, aku sudah makan dari piring yang sama, minum dari gelas yang sama, dan tidur di karpet yang sama, berdoa kepada Tuhan yang sama, dengan sesama Muslim. Dari mata yang berwarna paling biru, rambut yang paling pirang, dan kulit yang paling putih. Aku merasakan ketulusan yang sama bahwa aku merasa di antara muslim Afrika, Nigeria dan Ghana. Kami benar-benar sama bersaudara," tulis dia dalam salah satu bagian suratnya.

Inilah yang ia yakini, pesan yang sama disampaikan Rasulullah 14 abad yang lalu. Saat wukuf di Arafah dalam Haji Wada (Haji perpisahan), beberapa pesan Rasulullah berisi ajaran kemanusiaan dan persaudaraan universal. 

Rasulullah bersabda, "Wahai manusia, Tuhanmu hanyalah satu dan asalmu juga satu. Kamu semua berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Keturunan, warna kulit, bangsa tidak menyebabkan seseorang lebih baik dari yang lain. Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa. Orang Arab tidak lebih mulia dari yang bukan Arab, sebaliknya orang bukan Arab tidak lebih mulia dari orang Arab. Begitu pula orang kulit berwarna dengan orang kulit hitam dan sebaliknya orang kulit hitam dengan orang kulit berwarna, kecuali karena takwanya."

"Wahai manusia! Sesungguhnya darah, harta kalian, kehormatan kalian sama sucinya seperti hari ini, pada bulan ini, di negeri ini. Sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara. Tidak boleh ditumpahkan darahnya, tidak boleh dirampas hartanya dan tidak boleh dicemarkan kehormatannya. Dengan demikian kamu tidak menganiaya dan tidak teraniaya," sabda Rasulullah Dan dalam khutbah Wukufnya yang lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement