Jumat 30 Sep 2016 14:48 WIB

Pasar Online di Indonesia Setahun Tumbuh 800 Persen

Rep: Yulianingsih/ Red: Nidia Zuraya
Bisnis online (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Andy Wong
Bisnis online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pertumbuhan pasar online di Indonesia cukup tinggi. Bahkan dalam setahun pertumbuhannya bisa mencapai 800 persen.

"(pertumbuhan) Ini didukung macem-macem karena penetrasi internet dan perilaku belanja online yang semakin sehat," ujar Head of Business Partner Bukalapak, Rahmat Danu Andika usai pembukaan pelatihan pelaku usaha ekonomi kkreatif di Yogyakarta kerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Jumat (30/9).

Menurut Rahmat, pasar online nasional dan internasional memang mengalami pertumbuhan signifikan. Pertumbuhan bukan hanya pada jumlah pengusaha (pelaku usaha) online saja tetapi juga transaksi usaha dan konsumen.

Ia mencontohkan, pada 2015 Bukalapak telah memiliki 1,1 juta pelapak atau pelaku usaha dengan 13 juta user dan 4 juta transaksi setiap harinya. Jumlah ini tumbuh 800 persen dari possi 2014. Tahun ini pertumbuhan pasar online juga diperkirakan mencapai 800 persen lebih.

Kendala pertumbuhan pasar online menurutnya adalah pada perspektf pelaku usahha sendirri yang tidak mau beerubah melakukan penetrasi pasar ke online. Selain itu juga kendala pada skill tekhnologi serta desain dan pengemasan produk.

"Sektor UMKM di Indonesia ini justru telah menjadi tulang punggung ekonomi bangsa. Karena UMKM mampu menumbang 60 PDB di Indonesia. UMKM itu bukan usaha recehan," katanya.

Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simanjuntak dalam kesempatan tu mengatakan, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta lebih.  "Itu pasar, dan online itu tanpa batas waktu dan wilayah ini yang harus dimanfaatkan," ujarnya.

Karena itu, pihaknya terus melakukan pendampingan UMKM untuk bisa memanfaatkan pasar online secara maksimal. Salah satu pendampingan dan pembinaan adalah dengan pelatihan. "Pelatihan penggunaan teknologinya (online) dan pelatihan desain dan pengemasan juga," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement