REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) dikenal sebagai pelopor “dai”. Masjid Salman bisa dibilang sukses sebagai kawah candradimuka pembentukan kader dakwah kampus. Salah satu rahasia sukses Salman sebagai centre of excellence adalah lingkungannya yang memungkinkan segenap aktivis mahasiswa fokus untuk berkreasi.
Pertama kali berdiri, 50 tahun silam, bentuk Masjid Salman bisa dibilang tak lazim, atapnya datar, dan tanpa kubah. Jika dilihat dari udara, atap itu tak ubahnya buku yang terbuka. Konon, atap buku terbuka bermakna ilmu pengetahuan.
Konon, Presiden Sukarno yang menamainya Masjid Salman. Ir Ahmad Noe’man, sang arsitek, mungkin tak pernah menyangka masjid yang berdiri di pusat science “sekuler” itu akan sedemikian gempitanya membangkitkan gairah keislaman di kampus.
Maraknya kehidupan lembaga dakwah kampus (LDK) di sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air tak lepas dari kontribusi Masjid Salman. Program Latihan Mujahid Dakwah (LMD) yang digagas Imaduddin Abdulrahim alias Bang Imad menumbuhkankembangkan semangat dakwah mahasiswa Muslim. LMD pun menular di seantero negeri, seiring dengan mulai maraknya semangat keberislaman umat yang sebelumnya dikekang penguasa.
Keberhasilan Masjid Salman sebagai pusat pengembangan dan pengaderan mujahid dakwah tak lepas dari peran para pendirinya. Sebut saja Prof Ahmad Sadali, Prof TM Soelaeman, Ir AM Luthfi, dan Bang Imad. Merekalah assabiqunal awwalaun (orang-orang pertama) yang membidani kelahiran “mushala” Salman dan menyapihnya hingga ia berkembang menjadi masjid kampus yang disegani. Kini, Salman tak hanya disibukkan dengan aktivitas dakwah dan ritual ibadah semata, namun telah merambah ke dunia bisnis yang berhubungan dengan kemaslahatan umat.
Milad Salman ke-50 ini semakin istimewa, diisi dengan beragam kegiatan berlangsung sepanjang tahun, mulai Maret 2013 hingga November 2013. Di antara kegiatan yang digelar adalah Salman Awards, Festival Salman, peluncuran buku biografi Salman ITB, dan peluncuran tafsir Alquran versi Salman. Gawe besar ini mengusung tema “Islam dan Pembangunan Karakter di Era Global.”