Selasa 04 Oct 2016 16:45 WIB

Hindari Perilaku Klenik dengan Penguatan Pendidikan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Damanhuri Zuhri
Klenik (ilustras).
Foto: Ibudewirembulan.blogspot.com
Klenik (ilustras).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Musni Umar mengatakan ada cara untuk menghindari diri dari perbuatan klenik seperti yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Caranya yakni lewat pendidikan yang bermula dari keluarga.

"Kukuhkan peran pendidikan dengan menanamkan nilai jujur, sederhana, kerja keras, dan ketakwaan," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (4/10).

Orang tua, kata Musni, harus menanamkan ke anak-anaknya bahwa untuk mencapai sesuatu ada proses yang harus dilewati.

Misalnya jika seseorang ingin mempunyai materi berlimpah maka harus bekerja. Namun Musni mengakui pendidikan tinggi tak lantas menjadi jaminan bagi seseorang menghindari kegiatan bersifat mistis.

Misalnya saja, yang terjadi pada tokoh intelektual sekaligus cendekiawan Muslim Marwah Daud Ibrahim. Marwah tak lepas dari pengaruh 'kesaktian' Dimas Kanjeng. Musni menyebut hal ini disebabkan karena peradaban masyarakat yang sarat akan mistis, percaya hal-hal gaib, dan supranatural.

"Dengan kepintaran dan pengalamannya, dia (Marwah) melihat ada yang luar biasa pada Dimas Kanjeng, makanya dia bergabung dan dipercaya menjadi ketua yayasan," ujar Wakil Rektor Universitas Ibnu Khaldun, Jakarta, ini.

Marwah berpikiran bahwa Dimas Kanjeng mendapatkan karomah sehingga bisa menggandakan uang. Namun Musni menduga, Dimas Kanjeng berkolaborasi dengan jin non-Muslim yang ingin menyesatkan manusia.

"Ini masalah yang tidak mudah diterima akal sehat, tetapi nyatanya di dalam kehidupan masyarakat banyak sekali yang mempercayainya," kata dia.

Dimas Kanjeng adalah pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Pria berusia 46 tahun tersebut telah dijadikan tersangka oleh polisi dalam kasus pembunuhan dan penipuan. Taat diduga terlibat pembunuhan dua orang bekas anak buahnya, yaitu Abdul Ghani dan Ismail Hidayah.

Mereka dibunuh karena khawatir akan membocorkan dugaan praktik penipuan penggandaan uang. Saat ini Dimas Kanjeng sudah ditahan di Mapolda Jawa Timur.

Kepolisian telah menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan ini di padepokan milik Dimas Kanjeng di Probolinggo pada Senin (3/10). Menurut polisi, kasus pembunuhan ini melibatkan sembilan orang pengawalnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement