Kamis 06 Oct 2016 19:30 WIB

Dengar Nama Nasrudin Khoja, Warga Turki Selalu Tertawa

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
Patung Nasrudin Khoja di Anatolia, Turki.
Foto: Wikipedia.org
Patung Nasrudin Khoja di Anatolia, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koleksi cerita Nasruddin yang dicetak dalam bahasa Turki sebagian besar berasal dari cerita Nasruddin, yang sebelumnya dicetak dengan menggunakan bahasa Tatar. Cerita Nasruddin mulai dikumpulkan sejak abad ke-15 dan seterusnya.

Namun, kisah-kisah Nasruddin baru pertama kali dicetak pada 1837 di Istanbul, Turki, oleh Matbaa-i Amire (Royal Printing House) dengan judul Letaif-i Hace Nasreddin atau ''Pleasant stories of Khodja Nasruddin''.

(Baca: Siapakah Sosok Nasrudin Khoja?)

Miniatur pertama dirinya juga dilukiskan dalam sebuah naskah abad ke-17 yang sekarang disimpan di Museum Istana Topkapi. Miniatur tersebut menggambarkan saat dia sedang duduk di atas keledainya. Dimulai dengan tradisi Turki, reputasi Nasruddin segera meluas di seluruh provinsi di wilayah Kekaisaran Turki Usmani.

Anekdot tentang dirinya juga sangat terkenal di berbagai tempat di dunia, khususnya dalam cerita-cerita rakyat di negara yang berbahasa Arab dan Persia. Cerita-ceritanya juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Di banyak daerah, Nasruddin menjadi bagian utama dari budaya. Dia sering disinggung dalam kehidupan sehari-hari. Kisah Nasruddin jumlahnya mencapai ribuan yang menyebar di Albania, Arab, Azerbaijan, Bengali, Bosnia, Hindi, Pashto, Persia, Serbia, Urdu, dan Cina.

Dari sudut pandang kontemporer tradisi naskah, kisah mengenai Nasruddin dianggap mewakili sikap-sikap yang lucu dan terbuka serta tak tunduk pada sejumlah pembatasan dalam sastra. Namun, kisah Nasruddin bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Bahkan, ada sejumlah pernyataan, setiap orang hanya perlu menyebutkan nama Nasruddin Khodja. Maka, orang-orang Turki akan siap untuk tertawa. Mereka tidak pernah bosan dengan kisah-kisah jenaka Nasruddin.

Cerita-cerita yang mungkin terdengar membosankan untuk orang lain, selalu memiliki sesuatu yang menarik bagi orang Turki. Misalnya, cerita tentang Nasruddin yang melempar ragi ke danau garam dekat Aksehir.

Nasruddin tahu benar bahwa sedikit ragi tidak dapat memfermentasi danau besar menjadi danau yoghurt. Tapi, dia tetap melakukan hal konyol itu, hal itulah yang disukai oleh orang-orang, sikap konyolnya yang jenaka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement