REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kepolisian Myanmar memperketat keamanan di daerah Rakhine. Hal itu dilakukan usai bentrokan yang terjadi di titik perbatasan.
"Orang-orang bersenjata menyerang tentara saat mencari senjata yang dicuri, sejauh yang kami tahu setidaknya tiga penyerang tewas," kata Min Aung, juru bicara pemerintah Myanmar, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (11/10).
Namun, kelompok advokasi global Rohingya menuturkan kalau serangan itu telah menelan korban lebih dari 10 warga Rohingya yang tidak bersalah. Warga Rohingya tewas baik oleh serangan pasukan militer, maupun yang dilakukan Kepolisian Myanmar.
Selain itu, mereka menyebut kalau penangkapan massal tengah dilakukan di Rakhine, dan banyak wanita Rohingnya yang ditangkap. Bahkan, mereka mengatakan kalau selama beberapa jam terakhir, tujuh warga Rohingnya ditembak mati di desa Myo Thugyl, Maungdaw.
Sebelumnya, Myanmar menutup jalur penyeberangan di perbatasan sebelah barat dengan Bangladesh, Senin (10/10). Daerah itu banyak dihuni warga Muslim Rohingya yang sampai hari ini tidak dicatat sebagai warga negara Myanmar.
Penutupan dilakukan usai bentrokan yang terjadi di tiga stasiun penjaga perbatasan di Maungdaw dan Yathay Taung. Pemerintah Myanmar mengklaim sembilan Polisi tewas usai bentrokan, dan hanya mengakui tiga penyerang yang tewas.