Rabu 12 Oct 2016 02:00 WIB

Hiii, Penumpang Pesawat Ini Harus Terbang Bersama Jenazah

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nur Aini
Ilustrasi penerbangan
Ilustrasi penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Seorang penumpang Azur Air yang menderita diabetes meninggal di pesawat. Akibatnya, penumpang lain harus melanjutkan perjalanan dengan terus duduk bersama jenazah penumpang tersebut.

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (11/10), seorang penumpang berusia 50 tahun yang tidak disebutkan namanya, meninggal dunia di perjalanan setelah berlibur di Turki. Penumpang yang hendak melakukan perjalanan ke Moskow tersebut, dikatakan telah menderita kejang akibat diabetesnya selama 45 menit.

Awak kabin pesawat Boeing 757 itu menemukan kondisi penumpang memburuk, tapi tidak bisa melakukan banyak pertolongan karena penumpang itu tidak membawa suntikan insulin ke kabin. Hal ini dikuatkan atas keterangan suami dari wanita tersebut, yang mengatakan kalau istrinya mengemas obat di bagasi.

Sang suami yang juga tidak disebutkan namanya menilai, istrinya tidak membawa suntikan insulin karena merasa tidak akan membutuhkannya di perjalanan. Selain itu, satu jam sebelum penerbangan istrinya telah memberikan satu suntikan obat, tanpa menyangka kondisinya memburuk tiba-tiba.

Akhirnya, pramugari Azur Air membaringkan penumpang itu di lorong dengan hanya menutupinya menggunakan selimut, karena pesawat tidak menyimpan kantung mayat. Pilot memutuskan untuk terbang langsung ke Moskow dibandingkan melakukan pendaratan darurat, karena meyakini penumpang itu telah gagal jantung.

Meski begitu, seharusnya awak pesawat memiliki prosedur untuk menangani insiden tidak terduga, seperti memindahkan almarhum ke baris pertama atau kelas bisnis yang dikosongkan. Bahkan, maskapai besar seharusnya dilengkapi dengan lemari jenazah, sehingga bisa mencegah kepanikan penumpang lain yang melihat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement