REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Barat, menggelar Pelatihan Manajemen Bencana Tingkat Dasar di Kantor Pimpinan Pusat Paudni Lembang, Kabupaten Bandung. Menurut Ketua Baznas Jawa Barat Arif Ramdani, pelatihan tanggap bencana yang diselenggarakan ini untuk membantu serta mengurangi risiko bencana, khususnya yang terjadi di Jawa Barat.
Pelatihan diikuti 100 orang lebih yang merupakan utusan dari Baznas Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, serta unsur mahasiswa dan pemuda yang ada di Jabar. Pelatihan ini digelar untuk yang ketiga kalinya dan rencananya akan digelar pula di 10 provinsi lainnya di Indonesia.
"Meskipun berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat, Baznas juga ingin memiliki kontribusi secara langsung membantu masyarakat yang terkena bencana," ujar Arif dalam siaran persnya kepada Republika, Rabu (12/10).
Arif mengatakan, Baznas Tanggap Bencana sendiri baru di-launching Ramadhan 1437 H yang lalu. Dengan adanya pelatihan ini, Arif berharap akan terbentuk tim yang mampu membantu masyarakat yang terkena bencana, baik ketika bencana terjadi ataupun pascabencana.
Jadi, kata dia, Ia berharap peserta pelatihan mampu mendistribusikan bantuan yang masuk untuk para korban bencana melalui manajemen distribusi bantuan. "Karena beberapa kejadian ada bantuan yang terlalu banyak bahkan ada yang ditolak," kata Arif.
Melalui pelatihan ini, kata dia, diharapkan para anggota Baznas Tanggap Bencana juga memiliki fungsi keagamaan, bisa memberikan spirit, motivasi sosial, serta berfungsi untuk membentengi aqidah para korban bencana dari hal atau keyakinan yang menyimpang.
Arif pun meminta kepada Baznas Tanggap Bencana agar bisa hadir secepat mungkin di lokasi bencana. Bahkan, kalau bisa tidak lebih dari 10 menit tim sudah bisa hadir di lokasi. "Baznas sudah hadir di setiap kabupaten/kota dan sudah ada juga UPZ-UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di setiap desa," kata Arif.
Wakil Gubernur Deddy Mizwar, menyambut baik acara pelatihan ini. Melalui pelatihan ini, Wagub ingin ada sumber daya manusia (SDM) pengelola bencana yang tidak hanya mampu membantu masyarakat. Namun, juga bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
"Saya kira melalui pelatihan ini harus bisa menjadi duta-duta untuk mengedukasi masyarakat bagaimana menjaga dan melestarikan lingkungan alam di sekitar kita," katanya.
Wagub pun mengajak semua komponen masyarakat untuk meningkatkan kesiap-siagaan dan memprioritaskan upaya Pengurangan Resiko Bencana dengan terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh, mulai dari tahap prabencana, saat bencana, sampai pascabencana.
Selain itu, melalui pelatihan ini Deddy berharap akan semakin meningkatkan wawasan dan keterampilan para peserta sebagai tambahan potensi sumberdaya kesiap-siagaan di Jawa Barat. Sehingga, Jawa Barat menjadi lebih tangguh dalam penanggulangan dan pengurangan risiko bencana.
Deddy menilai, kesiap-siagaan, penyiapan data sumber daya dan ketersediaan peralatan yang akurat sangat dibutuhkan. Agar, setiap saat siap dikerahkan untuk memberikan respon cepat dan tepat terhadap bencana. "Terutama pada masa tanggap darurat atau 72 jam pertama," katanya.