REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Penumpang jet Aeroflot dengan nomor penerbangan 2381 dievakuasi beberapa menit sebelum lepas landas di Bandara Jenewa, Kamis (13/10). Evakuasi dilakukan menyusul adanya ancaman dari seorang pria asal Rusia yang mengatakan ada sebuah bom di dalam pesawat.
Pria tersebut memberi tahu keberadaan bom di pesawat jet milik maskapai penerbangan Rusia itu saat sedang berada loket pembelian tiket. Tim penjinak bom langsung menyisir seluruh bagian pesawat yang masih berada di salah satu terminal bandara.
Pihak berwenang Jenewa mengatakan, pria Rusia itu kini telah ditangkap dan penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan kepolisian. "Pesawat sudah bersiap untuk lepas landas, lalu dibatalkan. Penumpang dievakuasi dan tidak ada yang terluka. Orang yang menyebar ancaman telah ditahan polisi," ujar seorang jaksa Jenewa, dikutip dari Daily Mail.
Pihak Aeroflot memberikan pernyataan resmi mengenai insiden yang dialami jet 2381. Pesawat jet saat itu akan berangkat dari Jenewa menuju Moskow, Rusia, dengan membawa 115 penumpang dan awak pesawat.
Sebelumnya, ancaman bom juga pernah terjadi di Bandara Jenewa. Tiga bulan lalu seorang wanita memberikan ancaman bom palsu karena ingin menakuti suaminya. Wanita itu dijebloskan ke pencjara selama tiga bulan dan dikenai denda.
Swiss menjadi salah satu negara yang meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman bom. Beberapa kota di Eropa diketahui banyak mendapat ancaman, salah satunya Brussels di Belgia pada Maret lalu dan Ataturk di Istanbul pada Juli lalu.