REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- PT Bank Central Asia (Persero) Tbk atau BCA mencatat transaksi uang elektronik Flazz BCA mencapai 10 juta transaksi per bulan atau setara dengan Rp 50 miliar. Jumlah tersebut didominasi oleh penggunaan di transportasi umum seperti Transjakarta dan KRL Commuter Line.
Kepala Biro Pengembangan Bisnis I Grup Business Card BCA, Sinta Handayani menjelaskan, setiap bulannya pengguna Flazz rata-rata menggunakan saldo sekitar Rp 5.000 untuk transportasi umum.
"Komposisi penggunanya paling banyak di transportasi 60-70 persen. Lihat dari kebiasaan transaksi sehari-hari kalau transportasi sehari bisa dua kali. Jadi rata-rata Rp 5.000 per transaksi,"ujar Sinta saat ditemui dalan media gathering BCA di Bandung Barat, Sabtu (15/10).
Sinta mengungkapkan, sejak 2013 setiap tahunnya kartu Flazz BCA mengalami pertumbuhan hingga 20-30 persen per tahun. Saat ini jumlah kartu Flazz sebesar 9,5 juta kartu yang dapat digunakan di 22 kota dan pada lebih dari 80 ribu outlet dari sekitar 30 ribu merchant terdaftar. "Kami menargetkan tiap tahun tumbuh 20-30 persen, dan terus tercapai,"ujarnya.
Selain digunakan pada transportasi, beberapa gerbang tol dan belanja di merchant terdaftar, kartu Flazz juga dapat digunakan untuk pembayaran tarif parkir. Menurut Sinta, pihaknya saat ini terus melakukan pengembangan layanan Flazz untuk meningkatkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), khususnya untuk tol dan parkir.
Saat ini, Flazz dapat digunakan di parkir on street Jalan Sabang, Kelapa Gading, dan Jalan Palatehan yang bekerja sama dengan Unit Pengelola Parkir (UPP) DKI Jakarta. Selain itu, pengguna kendaraan juga dapat menggunakan kartu ini untuk parkir di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta sejak 1 September lalu. Penggunaan kartu ini bekerja sama dengan anak usaha Angkasa Pura yakni Angkasa Pura Solutions.
"Akan segera masuk ke parkir inap Bandara. Nanti juga akan bisa digunakan di terminal 1 dan 2. Angkasa Pura sebagai partner diharapkan akan memicu masyarakat menggunakan kartu prabayar," katanya.