REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk atau Bank Danamon pada Kuartal III 2016 membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,5 triliun atau tumbuh 33 persen dibandingkan Rp 1,8 triliun pada periode yang sama tahun 2015.
Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Lim mengatakan, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan nonbunga atau fee based income sebesar 9 persen atau Rp 3,1 triliun, sebagai kontributor laba bersih dalam sembilan bulan pertama tahun 2016.
"Pertumbuhan fee based income ini didukung oleh kontribusi fee based income Adira Insurance yang tumbuh 2 persen menjadi Rp 656 miliar, cash management yang tumbuh 14 persen menjadi Rp 244 miliar, sertabancassurance yang tumbuh 19 persen menjadi Rp 203 miliar," ujar Vera Eve Liem di Menara Danamon, Jakarta, Selasa (25/10).
Laba Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) tumbuh 13 persen menjadi Rp 6,8 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) di sembilan bulan pertama tahun 2016 tercatat sebesar 49,1 persen dibandingkan 53,7 persen di periode yang sama tahun 2015. Hal ini didorong oleh peningkatan efisiensi yang berkelanjutan. Biaya operasional turun 6 persen dibandingkan satu tahun sebelumnya menjadi Rp 6,5 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), giro dan tabungan atau CASA turun 13 persen menjadi Rp 45,6 triliun dari Rp 52,6 triliun di tahun sebelumnya mengikuti inisiatif pelepasan sejumlah akun CASA berbiaya tinggi. Menurut Vera, kualitas giro dan tabungan membaik sejalan dengan strategi Danamon untuk fokus pada dana pihak ketiga yang lebih granular. Sedangkan deposito turun 8 persen menjadi Rp 58,2 triliun.