REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Tahunan PSSI 2016, mendiskualifikasi calon ketua umum Djohar Arifin Husin dari kepesertaannya sebagai salah satu kandidat. Pencoretan kepesertaan mantan ketua umum federasi nasional itu di bursa pencalonan adalah dampak dari keputusan forum kongres yang tak setuju dengan dua dari 19 agenda dalam kongres pemilihan tersebut.
Terlemparnya nama Djohar Arifin Husin dari lokasi kongres, mengerucutkan jumlah calon ketua umum yang akan bertarung merebutkan PSSI-1 di kongres kali ini. Selama ini, ada sembilan nama calon ketua umum yang bakal mengikuti pemilihan dalam Kongres Tahunan. Terusirnya Djohar, menggenapkan calon ketua umum, menjadi delapan nama.
Saat Exco, PSSI meminta Djohar keluar dari lokasi kongres, tampak dia awalnya tak menggubris. Tapi, peringatan tiga kali dari pemimpin forum kongres, membuatnya tak punya pilihan. Ketika keluar dari ruang kongres, Djohar sempat berpamitan dengan calon-calon ketua umum lainnya.
Dicegat wartawan sebelum hengkang dari lokasi kongres, Djohar mengaku malu dengan keputusan forum kongres kali ini. “Selama ini, kata mereka sudah tidak ada dendam. Ini ternyata masih ada dendam," ujar dia.
Ketua Umum PSSI periode 2011/2015 itu menerangkan, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 3 Agustus lalu, sudah memutihkan namanya dari sanksi administratif. Karena itu, dirinya bersedia dicalonkan sebagai kandidat ketua umum. Menurut Djohar, jika tanpa pemutihan dari kongres sebelumnya, dirinya tidak mungkin bisa menjadi salah satu calon ketua umum PSSI pada kongres kali ini.