REPUBLIKA.CO.ID, Perseteruan di media sosial antara Donald Trump dan Elon Musk belum mereda. Bahkan, pada Selasa (1/7/2025), Trump mengancam mendeportasi Musk dari Amerika Serikat (AS) dan melucuti subsidi pemerintah untuk bisnis-bisnis Musk. Kritik-kritik Musk terhadap RUU Pajak dan Belanja jadi alasan Trump berang.
Musk yang saat ini menjadi orang terkayat di dunia, adalah salah satu penyandang dana terbesar untuk Trump pada Pilpres AS 2024. Pada bulan-bulan pertama usai Trump terpilih sebagai presiden, Musk pun sempat aktif di Gedung Putih sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Namun kini, bos Tesla dan Space X berbalik badan melawan Trump dan menantang para rival politik untuk menggagalkan RUU Pajak dan Belanja yang dijuluki 'Satu RUU Besar yang Cantik'. Trump pun menolak bergeming atas kampanye Musk melawan dirinya di X, dan mempertimbangkan kebijakan deportasi.
"Kita akan melihatnya," kata Trump kepada wartawan yang bertanya apakah ia akan mendeportasi Musk, yang mendapatkan status kewarganegaraan AS sejak 2002.
Trump juga mengisyaratkan bahwa dia bisa menargetkan kontrak-kontrak besar dan subsidi yang diterima Space X dan Starlink dari pemerintah AS. "Kami mungkin akan meminta DOGE (mengawasi) Elon. Anda tahu apa itu DOGE? DOGE adalah monster yang mungkin akan mendatangi dan memakan Elon," kata Trump.
"Saya pikir dia seharusnya tidak bermain-main dengan saya," kata Trump dalam kesempatan terpisah.