REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Yang cukup unik dari Masjid Jami Al-Anwar justru tampak dari keberadaan tiang saka guru. Bila hampir semua masjid menggunakan empat tiang saka guru yang dijadikan penahan atau rangka dari atap, Masjid Jami Al-Anwar ini justru menggunakan enam tiang saka guru yang besar.
Enam tiang dengan diameter sekitar 50 sentimeter dan tinggi delapan meter yang berada di tengah masjid berfungsi menopang kubah atas yang terbuat dari kayu. (Baca: Masjid Jami Al-Anwar Saksi Meletusnya Krakatau)
Selain tiang saka guru, keunikan lain dari masjid ini adalah keberadaan pintu masuk masjid. Dari dulu hingga sekarang, pintu itu tak mengalami perubahan yang berarti. (Baca Juga: Usai Letusan Krakatau, Masjid Al-Anwar Dibangun Ulang)
Dinding bangunan lama masjid yang bertumpuan batu bata berlapis sebagai pintu masuk masjid juga masih terlihat kokoh. Menurut cerita, tiang-tiang dan dindingnya dibuat tanpa semen, tapi dengan adukan telur campur kapur.
Sangat mungkin, kata dia, bila adukan campuran batu, pasir, dan telur pada masa penjajahan dulu turut memperkokoh bangunan tanpa ada kerusakan sedikit pun hingga saat ini.