REPUBLIKA.CO.ID, Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi resmi menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2016-2020 setelah terpilih dalam kongres yang diadakan Kamis (10/11). Berikut pemaparan target, visi dan misi dari jenderal bintang tiga Angkatan Darat ini untuk sepak bola Indonesia:
Menang mutlak saat pemilihan meski ada target suara yang hilang. Komentar ada?
Ini bukan kemenangan semata sebagai ketum PSSI. Tapi kemenangan kita bersama rakyat Indonesia pecinta sepak bola negeri ini. Kemarin ada 76 suara, saya pikir kami (kelompok K-85 yang mengusungnya) tetap solid. Kemarin mungkin ada yang akhirnya menjatuhkan pilihan berbeda saat detik-detik pemilihan, tapi tidak apa ini bukan masalah.
Menanggapi soal rangkap jabatan anda sebagai Pangkostrad dan Ketum PSSI?
Profesi saya ada di TNI. Kita mengenal aturan dan hukum yang sah. Sejauh ini hukum tak sampai tidak memperbolehkan. Semua kepentingan bisa dipisahkan. Saya pun maju sudah atas izin atasan, bahkan ini dapat dikatakan merupakan perintah untuk saya. Dalam menjalankan tugas, sata akan menempatkan diri dalam waktu yang tepat. PSSI kan organisasi. Saya yang bertanggung jawab melalui manajeman yang saya arahkan. Sepak bola milik rakyat, saya kira itu.
Rencana kerja setelah terpilih?
Saya akan fokus ke pembinaan sejak usia dini. Berjenjang di usia 15, 17, dan 19. Pembinaan ini akan terbagi dengan konsentrasi di Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Bagian barat mulai Sabang sampai Lampung. Untuk tengah, wilayah Jawa dan Kalimantan. Lalu Timur dari Bali sampai ke Papua.
Diharapkan akan muncul talenta-talenta yang bisa tercatat dan siap untuk segera bertarung di turnamen internasional. Prestasi sepak bola tak mungkin dilahirkan secara instan. Pembinaan adalah sektor yang sangat-sangat penting.
Misalnya kita punya target bisa kiprah di Olimpiade 2020. Kita bisa mulai dari pemain kita yang sekarang masih belasan tahun. Kita pantau, bina dan empat tahun lagi semua sudah siap dengan usianya. Kalau masih belum, kita bisa kejar di tahun 2024, ini lebih terbina lagi dengan para pemain yang sekarang usianya di bawah 10 tahun.
Kita punya banyak talenta. Anak-anak yang hebat-hebat sekarang punya nama di luar negeri. Jangan sampai mereka dibawa oleh negeri orang. Kita punya puluhan juta bakat, kita bisa bila ini terus dibina.