REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sadar ekonomi umat Islam masih lemah, maka perjuagan ekonomi harus diintensifkan. Sebagai penopang utama ekonomi, meningkatkan daya saing UMKM adalah hal utama.
Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Ilham Habibie menjelaskan, di awal Republik Indonesia berdiri, umat kekurangan dari sisi pendidikan, gizi, dan hal lainnya Tapi di era saat ini, satu-satu persoalan itu sudah dilewati.
Indonesia juga sebenarnya tidak tergolong negara miskin dan sudah masuk negara berpenghasilan menengah bawah. Tapi di sisi ekonomi, pemerataanya masih belum terasa. Di sana perjuangan untuk umat harus diintensifkan.
Umat harus membuka mata untuk melakukan pratik terbaik berperan dalam ekonomi. ''Kita gunakan teknologi untuk berinovasi agar bisa membuat umat, terutama yang berwirausaha, bisa memiliki daya saing tinggi. Indonesia masih lemah di sisi ini,'' ungkap Ilham Habibie mengawali Rakornas ISMI ke-2 di Sofyan Hotel Betawi, Jumat (11/11).
99,6 persen usaha di Indonesia adalah UMKM. Ilham menilai Indonesia tak perlu malu soal itu. Sebab ekonomi negara maju seperti Jerman pun sebagian besarnya ditopang UMKM. Tapi, UMKM Indonesia dan Jerman beda karakter dan kemampuannya. Maka ISMI fokus pada pemberdayaan ekonomi umat.
Karena bisnis umat melalui tahap UMKM. ''Apapun yang akan dilakukan, ini untuk umat dan fokus pada UMKM. Ke depan, semua usaha termasuk UMKM harus fokus pada teknologi untuk menyelesaikan masalah,'' kata Ilham. Inovasi yang ada juga harus dicoba. Hubungkan inovasi dengan wirausaha agar manfaat inovasi tersebut bisa dibuktikan.
Mengutip perkataan petinggi sebuah perusahaan multi nasional, Pengurus Majelis Taklim Wirausaha (MTW) Sujana Wiriadisastera, mengatakan di dunia yang kian kompetitif, para pengusaha butuh daya saing. Hal itu bisa dilakukan dengan meningkatkan kreatifitas, kolaborasi, dan komunikasi. ''MTW ini mesinnya. Program ISMI bisa disinergikan. Kerja sama kita insya Allah jadi kebangkitan wirausaha umat,'' kata Sujana.
Kepala Staff Kantor Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Herman Heru Suprobo, menyatakan, KADIN menyambut baik adanya wadah bagi para pengusaha Muslim untuk meningkatkan peran dalam perekonomian nasional. KADIN dan ISMI bisa bersinergi membentuk program nyata bersama, apalagi kepengurusan ISMI pun bersifat nasional.
Saat ini KADIN tengah menyiapkan sistem TI yang bisa jadi media komunikasi pelaku usaha dan bisa diakses oleh semua. Termasuk informasi harga komoditas yang diperbarui tiap hari. Hal itu diharapkan bisa menguatkan UMKM di kancah nasional dan internasional dan mengembangkan peluang bisnis.