REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Mematahkan hegemoni Atletico Madrid pada pertandingan yang biasanya dimenangi Real Madrid merupakan tantangan yang dihadapi pelatih Zinedine Zidane menjelang derby Madrid Sabtu, yang akan dimainkan untuk terakhir kalinya di Stadion Vicente Calderon.
Real Madrid menikmati dominasi total atas rivalnya itu selama 14 tahun, namun situasi telah berubah dan mereka tidak pernah memenangi derby di liga sejak Jose Mourinho mencatatkan kemenangan 2-1 di Calderon pada 2013.
Atletico mencatatkan empat kemenangan dan imbang dua kali pada enam derby terakhir mereka di liga, yang hanya merupakan satu demonstrasi dari betapa karismatiknya pelatih asal Argentina Diego Simeone yang mengubah peruntungan tim raksasa tertidur tersebut, yang ia ambil alih pada Desember 2011.
"Ia merupakan pelatih dengan kapasitas unik untuk berkomunikasi, itulah mengapa ia berada di posisinya sekarang dan mengapa ia mampu mengeluarkan kami dari masalah," kata kapten Atletico Gabi, yang telah memenangi gelar Liga Spanyol, Piala Raja, dan dua kali menembus final Liga Champions di bawah asuhan Simeone.
"Dengan satu pandangan atau gerak tubuh ia mampu berbicara kepada pemain manapun, dan itulah mengapa saat ini hal terpenting bagi klub ini adalah fakta bahwa kami memiliki Simeone bersama kami."
Real masih memiliki keunggulan atas tetangga mereka di kompetisi Eropa dan pertandingan Sabtu merupakan pertemuan pertama antara kedua tim, sejak Real menang adu penalti di final Liga Champions Mei silam.
Pertandingan itu memberikan signifikansi tambahan untuk derby liga terakhir di Stadion Vicente Calderon, dan Atletico akan pindah dari arena yang telah dihuni selama 50 tahun itu ke stadion baru yang berkapasitas 67.000 orang pada tahun depan.
"Itu akan menjadi derby terakhir di Calderon yang membuatnya menarik dan istimewa. Akan aneh untuk tidak kembali merasakan pengalaman itu di sana, ketika kami memiliki momen-momen tidak terlupakan di sana," tambah Gabi.