Selasa 22 Nov 2016 01:45 WIB

Kelompok Bersenjata Serang Pos Militer di Myanmar Utara

Seorang tentara Myanmar tengah berjaga di bangunan yang rusak di Sittwe, Rakhine, Myanmar.
Foto: AP
Seorang tentara Myanmar tengah berjaga di bangunan yang rusak di Sittwe, Rakhine, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Konflik militer berkecamuk di daerah perbatasan di Negara Bagian Shan, Myanmar utara, Ahad (20/11) dini hari. Aliansi tiga kelompok etnik bersenjata melancarkan serangan serentak serta mengejutkan terhadap posisi depan militer pemerintah.

Selain pos militer, ketiga kelompok etnik tersebut juga menyerang kantor polisi di Kota Praja Muse dan Kutkai serta satu pusat perdagangan perbatasan di sana.

Menurut siaran pers Komite Penerangan Kantor Kanselir Negara Bagian, sebanyak delapan orang --seorang prajurit, tiga polisi, seorang anggota milisi dan tiga warga sipil-- telah kehilangan nyawa mereka. Sebanyak 29 orang lagi juga cedera dalam konflik itu --sembilan polisi, dua petugas bea-cukai dan 18 warga sipil.

Pasukan pemerintah kini sedang memburu para penyerang yang telah mundur setelah tentara pemerintah melepaskan tembakan balasan. Ketiga kelompok bersenjata tersebut --yaitu Tentara Kemerdedekaan Kachin (KIA), Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Kokang Myanmar (MNDAA)-- termasuk di antara kelompok yang bukan penandatangan Kesepakatan Gencatan Senjata di Seluruh Negeri Myanmar (NCA).

''Bentrokan sengit terjadi di tengah proses perdamaian pemerintah untuk membawa kelompok yang bukan penandatangan gencatan senjata bergabung dalam penandatanganan,'' demikian laporan Xinhua. Kesepakatan itu juga adalah upaya untuk melicinkan jalan bagi dialog politik tingkat nasional, yang dijadwalkan digelar pada penghujung November.

Pasukan kelompok aliansi bersenjata yang terdiri atas lebih 800 personel memulai serangan terkoordinasi dalam bentuk kekuatan terpisah pada pukul 02.00, Ahad waktu setempat. Bentrokan senjata kecil dan berat berlangsung selama beberapa jam.

Serangan mereka ditujukan kepada pos depan militer pemerintah dan kantor polisi di daerah Muse, Kutkai, Monekoe, Kyukoke, Phangsai, Pangsang, Manken dan Kyinsankyawk (Honang). Jembatan Nangpau dan Zona Perdagangan Perbatasan 105-mil, sebelah tenggara Muse, juga diserang.

Jembatan Sumlon di Jalan Lashio-Muse dan Jembatan Nangpau diledakkan dan tiga toko di dekat Jembatan Nangpau juga dibakar. Jembatan Namtu juga rusak akibat ledakan.

Banyak warga Myanmar di daerah perbatasan telah menyelamatkan diri ke wilayah Cina. Pemerintah lokal Cina telah menerima mereka yang telah menyeberangi perbatasan serta mengirim orang yang cedera ke rumah sakit untuk diberi perawatan medis. Demikian pernyataan dari Kedutaan Besar Cina.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement