Jumat 25 Nov 2016 09:00 WIB

BKPM Sepakati Komitmen Investasi Baru dengan Jepang

Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyepakati komitmen dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) untuk saling mendukung dalam mempromosikan dan meningkatkan kegiatan investasi di Indonesia.

"Kami berusaha mengubah mind set dan memperbaiki berbagai kesulitan berusaha di Indonesia," Kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam keterangan pers tertulis yang diterima mengenai komitmen terbaru ini di Jakarta, Jumat (25/11).

Thomas menjelaskan salah satu alasan penandatanganan komitmen ini adalah karena Indonesia merupakan salah satu daerah menarik bagi investasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran lima persen, meski menghadapi perlambatan ekonomi global. Oleh sebab itu, ia menghargai keinginan Jepang yang ingin meningkatkan modalnya dengan menyepakati komitmen ini, apalagi Jepang merupakan negara terbesar kedua yang memiliki investasi di Indonesia, setelah Singapura.

President and CEO SMBC Takeshi Kunibe menambahkan komitmen yang ditandatangani di Tokyo, Jepang, ini terjadi karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat perekonomian yang baik dibandingkan negara berkembang lainnya.

"Indonesia akan tumbuh pesat di antara negara-negara lain dan melalui MoU ini, kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara," ujarnya.

Menurut catatan BKPM, pada periode Januari-September 2016, realisasi investasi Jepang di Indonesia telah mencapai 4,5 miliar dolar AS. Sepanjang sejarah investasi Jepang paling tinggi terjadi pada 2013, yaitu sebesar 4,7 miliar dolar AS.

Namun, investasi tersebut malah menurun pada 2014 sebesar 2,7 miliar dolar AS dan pada 2015 sebesar 2,8 miliar dolar AS. Dengan masih tersisa tiga bulan, dapat dipastikan investasi Jepang pada 2016 akan melampaui pencapaian 2013.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement