Rabu 12 Mar 2025 12:56 WIB

Dirut Pertamina Pilih 'Ngumpet' Saat Kasus Korupsi Mencuat, Ini Alasannya 

Simon tak langsung muncul ke publik untuk menghindari kesan defensif.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri usai menyampaikan keterangan pers bersama dengan Jaksa Agung di Gedung Kejagung, Jakarta, Kamis (6/3/2025). Dalam kesempatan tersebut Kejaksaan Agung menegaskan bahwa produk Bahan Bakar Minyak (BBM) milik Pertamina saat ini sudah bagus dan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah di tentukan. Kejagung mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir perihal penggunaan produk bahan bakar minyak (BBM) khususnya milik Pertamina.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri usai menyampaikan keterangan pers bersama dengan Jaksa Agung di Gedung Kejagung, Jakarta, Kamis (6/3/2025). Dalam kesempatan tersebut Kejaksaan Agung menegaskan bahwa produk Bahan Bakar Minyak (BBM) milik Pertamina saat ini sudah bagus dan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah di tentukan. Kejagung mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir perihal penggunaan produk bahan bakar minyak (BBM) khususnya milik Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan dirinya memilih tidak langsung tampil ke publik pada awal pengungkapan kasus oleh Kejaksaan Agung bukan tanpa alasan. Hal itu bertujuan untuk menghindari kesan defensif.

Keputusan tersebut diambil agar tidak memperkeruh suasana serta memberi kesempatan bagi Pertamina untuk melakukan introspeksi dan evaluasi internal.

Baca Juga

“Kami sangat mendukung proses penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung. Kami menghormati fakta hukum yang ditemukan dan memberikan ruang kepada aparat penegak hukum untuk bekerja secara independen,” ujarnya dalam keterangan yang dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Ia menegaskan akan mengutamakan langkah evaluatif dan perbaikan internal agar kepercayaan publik terhadap Pertamina dapat dipulihkan.

“Saya hadir untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas kejadian yang telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Kami memohon kesempatan untuk bekerja keras agar dapat kembali mendapatkan kepercayaan dan kebanggaan dari masyarakat,” ucap Simon.

Sebagai pimpinan, Simon menyampaikan bahwa tanggung jawab pembenahan kepercayaan publik terhadap Pertamina tetap ada di pundaknya, meskipun kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) terjadi pada 2018–2023, sebelum dia menjabat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement