REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Gempa bumi 6,5 SR yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, pada 05.03 WIB menimbulkan korban jiwa dan merusak beberapa bangunan dan infrastruktur kelistrikan di sana. Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Aceh, T. Bahrul Halid mengatakan akibat kuatnya goncangan gempa, sebanyak 84 trafo distribusi milik PLN perlu pemulihan lebih lanjut lantaran jatuh dari posisinya yang berada di atas tanah.
Bahrul menambahkan kabel jaringan listrik tegangan menengah sepanjang 500 meter sirkit (ms) di Samalanga dan 25 kilometer sirkit (kms) di Meureudu-Beurenun juga ikut mengalami kerusakan. Sementara itu, jaringan listrik Tegangan Menegah mengalami kerusakan akibat roboh, yakni sebanyak 48 tiang dan Tegangan Rendah sebanyak 60 tiang.
"Lokasi kerusakan tersebut berada di tiga titik, yakni Samalanga, Meureudu dan Beureunun," ujar Bahrul lewat siaran pers, Rabu (7/12).
Adanya gangguan dalam sistem kelistrikan tersebut, jelas Bahrul, menyebabkan listrik tidak tersalurkan sebesar 500 kilowatt (kW) di Samalangan dan 6 megawatt (MW) di Beureunun-Meureudu. Area di Samalanga, Meureudu dan Beureunun sempat mengalami pemadaman listrik sesaat setelah gempa yang berdampak pada sekitar 40 ribu pelanggan PLN.
Bahrul menuturkan, PLN menyadari sepenuhnya bahwa pasokan listrik merupakan infrastruktur vital dalam proses pemulihan pasca gempa. Karena itu sesaat setelah gempa, di tengah gempa susulan yang masih terus terjadi, petugas PLN langsung melakukan upaya penormalan terhadap instalasi yang terganggu.
"Saat ini, PLN bersama Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah (LAZIS PLN) juga membuka Posko PLN Peduli di Meureudu, Pidie Jaya. Posko tersebut berfungsi sebagai posko tanggap darurat yang juga menyediakan dapur umum dan sarana kesehatan," tuturnya.