REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman juga akan menghadiri pertemuan Asean Retreat di Yangon. Ia mengatakan akan mengajukan pertanyaan-pernyataan keras terhadap Pemerintah Myanmar.
"Daripada mendengarkan secara pasif penjelasan dari Myanmar, saya akan menanyakan apakah militer Myanmar melakukan pembersihan etnis dan kejahatan kemanusiaan terhadap Rohingya di Rahine State?" ujar Anifah, dikutip Malaysia Kini.
Menurutnya, penting bagi Pemerintah Myanmar untuk menjelaskan bukti-bukti yang ditunjukkan citra satelit Human Rights Watch. Sebanyak 1.500 rumah dilaporkan terbakar di Rakhine dalam kurun waktu dua bulan. Militer Myanmar disebut bertanggung jawab atas pembakaran itu.
Anifah juga menyayangkan sedikitnya akses yang diberikan terhadap warga Rohingya. Mereka selama ini menderita kekurangan bahan makanan dan obat-obatan, tentu kesulitan itu harus segera diatasi.
Malaysia akan mendesak Suu Kyi untuk melindungi kehidupan rakyatnya. Para menteri Asean juga harus mendapatkan kepastian bahwa konflik yang terjadi di Rakhine sejak Oktober lalu dapat segera diselidiki.
"Pertemuan ini tidak bisa dianggap sebagai bentuk perlindungan politik bagi Myanmar. Menteri-menteri luar negeri Asean harus menggunakan kesempatan ini untuk menyelesaikan krisis," ungkapnya.
Ia menjelaskan, Malaysia tidak menandatangani Konvensi Pengungsi PBB pada 1951 lalu. Dengan demikian, Pemerintah Malaysia tidak memiliki kewajiban untuk memberikan suaka bagi pengungsi.
Saat ini ada sekitar 150 ribu etnis Rohingya di Malaysia. Seluruhnya merupakan pengungsi ilegal.