REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Syifa Fauzia mengatakan, ke depan BKMT akan meningkatkan kualitas Muslim yang ada di majelis taklim, baik ustazah maupun jamaah, dengan kegiatan positif dan syiar Islam.
Pasalnya, kata Syifa, di Indonesia Muslimah masih jauh ketinggalan, dari berbagai aspek, sehingga banyak yang harus ditingkatkan. Aspek pendidikan, keluarga, keagamaan dan keislaman, ia merasa BKMT masih perlu ditingkatkan lebih gencar lag.
Terlebih, majelis taklim banyak diisi usia 40 tahun ke atas, jadi karakter dan sudut pandangnya harus bisa maju. "Selama ini majelis taklim masih one way communication, pasif, kita ingin ini menjadi aktif dan BKMT berisi orang-orang yang berkualitas," ujar Syifa kepada Republika, Rabu (21/12).
Ia mengungkapkan harapan, agar pengurus BKMT bisa menjadi panutan dan berbuat langsung, sama-sama berbagi pengalaman secara luas ke seluruh Indonesia, sehingga dakwah dilakukan bukan cuma bil lisan tapi bil hal. Tujuannya, lanjut Syifa, agar sama-sama menyamakan visi da misi BKMT, meningkatkan kualitas dan berbagi pengalaman dakwah.
Dari sisi ekonomi, ia merasa BKMT masih sebatas unggul sebagai konsumen saja, mengingat banyaknya hal-hal yang ada di dalam sebenarnya bsia dijual dan menarik kerjasama. Tapi, Syifa menegaskan ranah utama dari BKMT tetap akan berada di dakwah, sehingga untuk ekonomi jamaah masih harus dibuka matanya paling tidak meningkatkan ekonomi keluarga.
"Mudah-mudahan ke depan perempuan Muslimah di Indonesia bisa menjadi produsen, bukan sekadar konsumen," kata cucu dari tokoh pendidikan Islam Betawi penerima anugerah Bintang Maha Putera Pratama, KH Abdullah Syafi'i.
Sementara, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Prof. Huzaemah T Yanggo, melihat kiprah BKMT selama ini sangat besar untuk dakwah Islam, terutama bagi kaum ibu dan wanita Muslim.
Ia berpendapat, dari berbagai kegiatan yang dimiliki, dakwah memang merupakan kegiatan BKMT yang menonjol dan paling dirasakan masyarakat. "Sangat baik perannya, terutama yang menonjol memang dari kegiatan dakwah Islamnya," kata Huzaemah kepada Republka, Rabu (21/12).
Selain itu, ia melihat selama ini BKMT begitu berperan meningkatkan peranan ibu-ibu dan wanita Muslimah, termasuk di bidang ekonomi kekeluargaan. Karenanya, Huzaemah melihat peran di bidang ekonomi yang ada selama ini seharusnya bisa kembali dihidupkan, sekaligus mengembalikan ibu-ibu dan wanita Muslimah, aktif lagi di kegiatan ormas-ormas Islam.
Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta itu mengakui selama kepemimpinan lama yang dipimpin almarhumah Tuty Alawiyah, peran BKMT begitu terasa mempersatukan umat. Hal itu bisa terlihat dari kegiatan-kegiatan yang masif dilakukan, seperti tabligh akbar rutin yang biasanya dihelat cabang-cabang BKMT dari berbagai provinsi seluruh Indonesia. "Itu (tabligh akbar) sangat bagus untuk syiar Islam, terutama untuk meningkatkan peran wanita," ujar Huzaemah.
Untuk itu, ia mengungkapkan harapan yang cukup besar kepada kepengurusan BKMT baru, yang dimpimpin langsung anak dari almarhumah Tuty Alawiyah, Syifa Fauzia. Huzaemah meminta, setidaknya BKMT saat ini dan di masa yang akan datang harus bisa meneruskan tongkat estafet keberhasilan, yang telah ditorehkan, mampu menggerakkan BKMT.
Walau masih muda, Huzaemah berharap Syifa Fauzia mampu memimpin BKMT meningkatkan peranan yang ada, meneruskan berbagai kegiatan yang selama ini sudah berjalan dengan baik.
Malah, Huzaemah meminta BKMT baru bisa meningkatkan peran sesuai jaman, mengingat tantangan di era globalisasi semakin tinggi, dan BKMT harus bisa menjawab tantangan itu. "Berharap bisa menggerakkan lagi BKMT, mingkatkan perannya sesuai jaman," kata Huzaemah.