REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Jerman menawarkan hadiah sebesar 100 ribu Euro atau Rp 1,4 miliar bagi siapapun yang memberikan informasi, yang mengarah pada keberadaan pelaku serangan truk di pasar Natal Berlin. Pelaku bernama Anis Amri, warga Tunisia yang memiliki tinggi badan sekitar 177 cm dengan berat badan sedang, rambut hitam dan mata cokelat.
"Jika Anda melihat orang yang sedang dicari, segera beritahu polisi. Jangan menempatkan diri dalam bahaya, karena orang itu bisa melakukan kekerasan dan bersenjata," ujar Menteri Dalam Negeri Negara Bagian North Rhine-Westphalia, Ralf Jager, dilansir The Independent.
Jager mengatakan, Amri sebelumnya telah masuk dalam daftar penyelidikan atas dugaan penyerangan. Namun Amri tidak bisa dideportasi dari Jerman karena hilangnya dokumen, serta perselisihan birokrasi dengan Tunisia yang membantah Amri sebagai warga negaranya. "Orang itu tidak bisa dideportasi karena dia tidak memiliki surat-surat identitas yang masih berlaku," jelasnya.
Penyelidikan terhadap Amri dilakukan pada Maret lalu karena diduga Amri melakukan pembelian senjata api otomatis. Namun, polisi gagal mengungkapkan bukti sehingga penyelidikan dihentikan enam bulan kemudian.
Ayah Amri dalam sebuah stasiun radio Tunisia mengatakan, anaknya lahir pada 1992 dan tinggal di wilayah Oueslatia. Amri meninggalkan negara asalnya sekitar tujuh tahun yang lalu dan memiliki catatan kriminal yang panjang.
Ia pernah dipenjara di Italia atas kasus pembakaran sekolah. Sebelumnya ia juga dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena melakukan perampokan di Oueslatia, Tunisia.
Jager menambahkan, Amri tiba di Jerman pada 2015 dengan cara ilegal. Pria itu telah tinggal di Berlin sejak Februari, setelah sebelumnya tinggal di Kleve, North Rhine-Westphalia dan Freiburg, Baden-Württemberg. Identitas Amri diketahui setelah sebuah dokumen identifikasi ditemukan di dalam truk yang digunakan dalam pembantaian di pasar Natal.
Seorang politisi dari partai CSU, Stephan Mayer, mengatakan tersangka memiliki hubungan dengan seorang jaringan ekstremis Timur Tengah, bernama Abu Walaa. Amri juga dikatakan telah mengikuti seorang ekstrimis bernama Boban S, yang ditangkap di Dortmund karena dicurigai mendukung ISIS pada November.