Kamis 22 Dec 2016 18:12 WIB

CIA Salah Menilai Kesehatan Saddam Hussein

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Irak Saddam Hussein
Presiden Irak Saddam Hussein

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Buku “Debriefing the President: The Interrogation of Saddam Hussein” karya mantan analis CIA, John Nixon memuat banyak kesalahan AS dalam menilai Saddam Hussain. Salah satu hal mendasar adalah tentang kondisi kesehatannya.

CIA yakin Hussain menderita sakit punggung yang cukup parah. Ia juga dilaporkan berhenti mengonsumsi daging merah dan rokok.

"Saya tidak tahu Anda dapat informasi dari mana, tapi saya merokok empat batang sehari dan saya sangat suka daging merah," kata Hussain secara mengejutkan.

Nixon adalah orang pertama yang menginterogasi Hussain setelah penangkapan pada Desember 2003. Dalam bukunya yang baru terbit tahun ini, Nixon mengungkap sejumlah asumsi yang bertentangan dengan laporan CIA.

Buku ini pun terbit di saat-saat yang cukup 'tepat'. Presiden AS terpilih, Donald Trump sedang berselisih paham dengan lembaga intelijen Amerika itu. Trump menolak laporan yang menyebut Rusia membantu kemenangannya dengan meretas sistem pemilu AS.

Buku Nixon ini bisa jadi senjata baru Trump untuk menyerang CIA. Buku ini juga bisa jadi ancaman hubungan kedua pihak yang seharusnya saling mendukung itu.

Beberapa tahun lalu, Nixon sudah sangat mempersiapkan wawancaranya dengan Hussein, bahkan jauh sebelum pertemuan pertama mereka. Nixon menulis soal Hussin dalam tesis masternya.

Baca juga,  Ini Kesaksian Interogator Saddam Hussen yang Mengupas Kesalahan AS.

Pria lulusan New York University dan Georgetown University ini bergabung dengan CIA pada 1998. Ia cepat menjabat posisi pemimpin analis bidang Irak. Artinya, mengulik soal Hussein adalah pekerjaan sehari-harinya.

Kala itu, ia jadi orang paling tepat untuk menginterogasi sumber kekhawatiran AS di Irak. Nixon diminta mengonfirmasi pria yang ditangkap adalah benar-benar Hussein. Ia memeriksa tato etnis di punggung dekat tangan kanannya.

Ia juga menemukan luka bekas tembakan dari tahun 1959. Seiring dengan interogasi, Nixon sadar bahwa apa yang ia tahu selama ini soal Hussein adalah salah.

Salah satunya, Hussein menyerahkan jalannya pemerintahan pada asisten-asistennya. Ia lebih suka menghabiskan waktu dengan menulis novel. Hussein menggambarkan dirinya sebagai seorang presiden dan penulis.

Ia juga protes karena AS menyita buku-bukunya, bahkan yang belum ia selesaikan. Nixon mengatakan Hussein memang seorang diktator, namun ia tidak cukup berambisi untuk menggenggam dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement