REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyikapi problematika multidimensi yang terjadi di negeri ini, Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Koordinator Daerah Bandung Raya, menyelenggarakan acara Inspiration For Muslim Student (IMS) Spesial Akhir Tahun Bertajuk 'Memantapkan Diri, Membangun Negeri Dengan Sistem Qur’ani'. Acara yang diselenggarakan di Masjid UNPAD Dipatiukur Bandung ini menghadirkan dua pemateri diantaranya Ustaz Umar Fadillah (Syariahpreneur) dan Ustaz Rizqi Awal (Founder Dakwah Islam).
Ustaz Umar Fadillah menyebutkan, bahwa problem masyarakat dewasa ini telah terjerembab ke dalam kubangan sistem ribawi yang menjadi bagian integral problem sistemik atas penerapan kapitalisme sebagai panduan dalam kehidupan. “Negara hadir menjadi negara korporasi, para politikus yang berkuasa merupakan kepanjangan bahkan aktor-aktor Kapitalis. Akhirnya, negara sulit bersaing dalam bisnis karena menjadikan Negara diliberalkan, semakin materialistik dalam pendidikan, rumah sakit tidak menerima orang miskin, rakyat terzhalimi dan muncul kehancuran," ujarnya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (26/12).
Dia pun menyodorkan gagasan solutif atas problematika yang mengungkung umat dewasa ini. Yakni dengan perlunya menerapkan Syariah Islam dalam bingkai negara yang tentunya berbasis kepada Aqidah Islam.
Dengan penerapan seperti itu, maka perekonomian akan berbasis kepada apa yang ditunjukan oleh Alauran dan as sunnah. “Kepemilikan dalam islam dan harta-harta di simpan di Baitul Mal, dan rakyat d perbolehkan meminjam harta tanpa bunga, dan bahkan harta diberikan secara gratis. Karena dalam islam Khalifah sebagai pemimpin seperti penggembala. Dan Khalifah menyadari bahwa kepemimpinannya akan dipertanggungjawabkan kelak.” ucapnya.
Ustaz Rizqi Awal menuturkan, perlu ada idealisme mahasiswa yang terus menopang perjuangan menuju tegaknya Islam dan sistem kepemimpinan yang Qurani. Dia mendesak, agar orientasi studi yang mematikan pergerakan untuk sesegera mungkin dihilangkan.
“Mahasiswa, saat ini berantusias ingin lulus cepat, bukan lulus tepat. Pikiran-pikirannya, cepat lulus, langsung kerja, tidak memikirkan bagaimana paradigma kehidupan saat ini. Pikirannya skripsi, dan ditekankan oleh tugas-tugas dan tugas, untuk memikirkan tentang dakwah pun tidak kesampaian," ujarnya.
Padahal, peran mahasiswa penting karena akan menjadi pemimpin dimasa yang akan datang. Dengan modal ideologi Islam, peranan mahasiswa menjadi jelas dalam mengarahkan idealismenya untuk menyebarkan Islam dan melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah untuk terus mensyiarkan dakwah Islam. Sehingga, membangun negeri dengan sistem Qurani dapat segera terwujud dalam kancah kehidupan, dengan demikian Islam Rahmatan Lil’alamin dapat secara nyata dirasakan oleh ummat manusia.