REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah pekerja sedang asyik dan fokus pada tugasnya masing-masing. Penuh konsentrasi. Tak terganggu dengan bisingnya suara mesin yang terdengar dari tempat kerja mereka. Semua fokus bekerja menjalankan tugasnya masing-masing.
Ada yang bagian melakukan pengeleman, menyusun lembaran kertas-kertas naskah secara rapi, memasang pembatas naskah, memotong bagian kertas yang kepanjangan, memasang sampul, dan lainnya. Hebatnya lagi, semua perkerja itu dalam keadaan berwudhu, pria maupun wanita.
Ya, mereka sedang mengerjakan pembuatan Alquran. PT Sygma Examedia Arkanleema, perusahaan penerbitan Alquran, yang secara khusus menerbitkan Alquran dalam berbagai tipe dan ukuran.
“Alhamdulillah, amanah dari umat. Kami berharap bisa menjadi percetakan Alquran nomor dua terbesar di dunia,” kata Direktur Utama PT Sygma Examedia Arkanleema, Arifin Purnomo kepada Republika, belum lama ini.
Kenapa nomor dua? “Nomor satu tentunya adalah percetakan Alquran yang ada di Arab Saudi. Insya Allah, cukuplah kalau sudah menjadi nomor dua saja,” ungkap Arifin.
Artinya, kata dia, Sygma yang mencetak Alquran dengan nama Syaamil Quran, harus menjadi nomor satu di Indonesia. “Ya, kami harus menjadi nomor satu di Indonesia, baik dalam hal terbesar maupun terbaik,” paparnya.
Arifin mengakui, di Indonesia, cukup banyak perusahaan penerbitan Alquran. Semuanya, kata dia, pasti memiliki kelebihan dan keunggulan. Namun demikian, pihaknya tidak berkecil hati dengan hal itu, dan mereka optimistis mampu menjadi yang terbaik dan terbesar di Indonesia.
Hal ini sudah dibuktikan dengan menyebarkan sejumlah Alquran yang dicetak PT Sygma. Ada ratusan ribu eksemplar Alquran yang sudah diedarkan di seluruh Indonesia dan di berbagai negara. Bahkan, pihaknya juga sering mendapat kunjungan dari sejumlah lembaga maupun daerah untuk berwisata ke PT Sygma.
“Dalam sebulan, ada banyak kunjungan. Karena khawatir dapat mengurangi konsentrasi pada pekerjaan karyawan, maka kami membuat jadwal kunjungan saat ini, yakni dua kali dalam sepekan, yakni Selasa dan Kamis,” kata Manager Marketing Communication Sygma, Apud Saepudin.
Karena berfokus pada percetakan Alquran, maka Sygma ingin memastikan seluruh produk terjaga kesuciannya. Mulai dari pekerjanya yang harus berwudhu, juga bahan-bahan yang dipergunakan semuanya bisa dipastikan halal. “Karena kita mencetak Alquran, maka sudah selayaknya kalau pekerja dan bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencetak Alquran dalam keadaan suci dan halal,” kata dia.
Arifin memastikan, produk-produk untuk membuat Alquran semuanya menggunakan bahan-bahan yang sudah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Kami bisa pastikan itu,” tegasnya.
Menurut Arifin, apa yang dilakukan Sygma dalam mencetak Alquran dan menggunakan produk halal itu sejalan dengan perintah Alquran. “Bagaimana mungkin kita mencetak Alquran yang suci, sementara diri kita, terutama badan, pakaian, dan bahan-bahan tidak dalam keadaan suci. Nah, dengan adanya jaminan produk halal itu, kami berharap mendapat keberkahan dari Allah,” ujarnya.
Sebagai upaya mencari keberkahan itu pula, kata Arifin, setiap meeting (rapat), selalu didahului dengan membaca Alquran. “Di seluruh ruangan, selalu ada tulisan untuk membaca Alquran. Tujuannya, supaya kita selalu mendapatkan keberkahan,” kata Arifin.
Hal senada diungkapkan CEO PT Sygma Daya Insani (SDI), Benny Triandi Djajadi. Menurut Benny, keberkahan menjadi hal utama yang ingin diraih seluruh karyawan di PT Sygma, baik Sygma Daya Insani (SDI) maupun Sygma Examedia Arkanleema. “Kalau berkah, insya Allah semuanya akan dimudahkan,” ujarnya.
Benny mengatakan, saat ini, mayoritas penjual atau sales PT Sygma Daya Insani adalah perempuan, dan mereka umumnya para ibu rumah tangga. Walau demikian, faktanya kinerja dari para ibu rumah tangga itu semuanya mampu mendapat hasil yang besar.
Seperti saat Republika mengunjungi PT Sygma, hadir puluhan sales dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka datang atas undangan dari PT Sygma, sebagai apresiasi atas keberhasilan mereka dalam memasarkan produk-produk Sygma.
Mereka diajak berkeliling kompleks percetakan. Mereka juga dikenalkan bagaimana proses kerja pembuatan Alquran hingga selesai dicetak dan didistribusikan ke konsumen (masyarakat). Semuanya bahagia, karena selain mendapatkan penjelasan yang komprehensif mengenai proses pembuatan dan penulisan Alquran, hingga pada proses produksi.
“Satu hal lagi, mereka yang berkunjung ke Sygma dalam misi ‘Wisata Alquran’. Semuanya akan diberikan Alquran dengan desain khusus bertuliskan nama mereka,” kata Apud.
Apud mengakui, keberadaan PT Sygma yang beralamat di Jalan Babakan Sari 1 No. 17 Kiara Condong, Bandung, telah menjadi salah satu destinasi wisata islami. “Kami berharap, keberadaan Sygma dan Syaamil Quran membawa manfaat dan keberkahan bagi umat,” kata Apud.