REPUBLIKA.CO.ID, AL-QUDUS -- Surat kabar Hareetz menyebutkan, bahwa gerakan Hamas menolak melakukan pertukaran tawanan dengan pihak Israel, untuk membebaskan saudara salah seorang pemimpin gerakan terebut.
Dalam peberitaannya, surat kabar tersebut mengungkapkan bahwa salah satu warga Palestina yang ditahan - Bilal Razayanah- adalah saudara dari pimpinan Hamas yang mengomandai Badan Keamanan Dalam Negeri di wilayah Jalur Gaza. Pasukan pendudukan Israel menangkap dan menjadikannya sebagai 'pengungkap' terhadap dua orang lainnya yang memegang paspor Israel. Mereka adalah Abraham Mangestue dan Hisyam Sayyid.
Bilal Razayanah (24 tahun) adalah saudara Musthafa Razayanah, ditangkap tahun lalu di perbatasan Jalur Gaza, atas keterlibatannya dalam gerakan Hamas, penggalian terowongan bawah tanah dan diketahui melanggar batas wilayah Israel. Atas tndakannya tersebut, Razayanah langsung diajukan ke pengadilan dan dihukum seumur hidup.
Seperti diketahui, bahwa Abraham dan Hisyam waktu itu masih belum menjadi tentara dan umurnya baru 18 tahun. Sampai saat ini, Hamas masih menolak pertukaran tawanan perang Gilath Syalith dengan salah satu saudara kandung pimpinan Hamas.