Kamis 28 Jul 2016 18:38 WIB

Sistem Proteksi Stadion GBLA Dicek Jelang PON XIX

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: M Akbar
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di daerah Gedebage, Kota Bandung, Rabu (10/2).  (Republika/Edi Yusuf)
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di daerah Gedebage, Kota Bandung, Rabu (10/2). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) melakukan pengecekan lapangan ke stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Pengecekan fasilitas dilakukan yang berhubungan dengan alat proteksi bencana menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX yang akan digelar September mendatang.

Kepala DPPK Kota Bandung Ferdy Ligaswara mengatakan GBLA merupakan salah satu tempat perhelatan PON yang juga lokasi pembukaan. Karenanya pengecekan wajib dilakukan untuk memproteksi.

"Ini kewajiban kami memproteksi ke semua gedung sebenarnya. Dan sekarang gedung yang akan digunakan perhelatan event nasional. Kita ingin memastikan semua alat proteksi berfungsi," kata Ferdy di Stadion GBLA, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Kamis (28/7).

Ia menyebutkan pihaknya memastikan alat proteksi tersebut bukan hanya sekadar aksesoris. Tapi betul-betul berfungsi di antaranya hydrant, sprinkle, hingga smoke detector.

Ia mengatakan penonton perlu dilindungi dari kejadian yang tidak diinginkan. Ia juga mengimbau manajemen gedung untuk siaga saat event berlangsung.

"Manajemen gedung beserta alat gedung harus siap. Kita ingin mastikan bangunan yang dibangun dengan dana cukup besar tapi masyarakatnya merasa terlibdungi aman," ujarnya.

Berdasarkan hasil pengecekan, ujar dia, ada kekurangan sarana yang harus segera dilengkapi manajemen gedung. Gedung yang dibangun dengan dana ratusan miliar ini nyatanya sangat minim penunjuk arah jalur evakuasi.

Padahal, menurutnya setiap bangunan publik harus memiliki jalur evakuasi yang jelas. Pasalnya kejadian tidak terduga bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Dari dalam stadion nggak ada penunjuk jalur evakuasi ke arah mana. Ini bisa membingungkan kalau terjadi apa-apa," ucapnya.

Ia juga mengimbau pengelola wajib memelihara sarana yang tersedia. Sehingga saat digelar PON semua sudah siap dan aman.

Ia pun berharap dibentuk satuan tugas (satgas) khusus kebakaran yang terdiri dari relawan-relawan. Untuk antisipasi jika ada kebakaran atau kejadian tidak terduga, petugas yang bertanggungjawab sudah siaga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement