REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON DC -- Pengelola NBA melakukan investigasi atas dampak dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Dilansir dari laman resmi NBA, pada Ahad (29/1), kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan mengenai pembatasan imigrasi dari tujuh negara mayoritas Muslim.
Hal ini berpotensi akan berpengaruh terhadap jalannya liga. Sebab, pemain Milwaukee Bucks Thon Maker merupakan pemain dari Sudan. Sementara Sudan adalah negara yang termasuk dalam pembatasan imigrasi AS, sama seperti pembatasan yang juga berlaku untuk Iran, Irak, Libya, Somalia, Suriah, dan Yaman.
Bucks prihatin dengan kebijakan itu karena akan membatasi Thon Maker untuk bepergian secara bebas bersama dengan tim. Menindak lanjuti hal itu, NBA pun telah merilisi sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa NBA telah menghubungi Departemen Luar Negeri AS untuk mendapat informasi mengenai pembatasan tersebut.
"NBA adalah liga global dan kami bangga untuk dapat menarik pemain terbaik dari seluruh dunia,” ujar juru bicara NBA, Mike Bass. NBA sendiri memiliki program yang telah sukses, yakni program Basketball Without Borders.
Program ini merupakan program yang memberi kesempatan bagi pemain basket terbaik dari seluruh dunia untuk bergabung dalam NBA, tanpa melihat dari negara mana pemain tersebut berasal. Berkat program itu, beberapa pemain terbaik dari Sudan juga sekaligus dapat bersekolah dan kuliah di AS dengan visa pelajar.