REPUBLIKA.CO.ID, Keberhasilan Cina meraih satu demi satu medali emas dalam ajang olahraga dunia Olimpiade memang patut diacungi jempol. Namun, tahukah Anda ada pengorbanan besar di balik prestasi itu?
Seperti diakui perenang Cina yang sukses menyabet emas Olimpiade, Ye Shiwen, semua keberhasilan itu adalah buah dari latihan panjang dan kerja keras.
Latihan panjang itu bahkan bermula dari usia yang sangat dini. Belum lama ini beredar foto yang mengungkap latihan keras anak-anak kecil Cina untuk menjadi bintang dunia. Mereka dipaksa untuk berlatih keras sehingga menangis. Di dinding tempat latihan, terpampang tulisan 'Emas' yang menjadi tujuan utama mereka berlatih.
Tiap tahun sekolah merekrut sekitar 900 anak usia TK untuk dilatih. Para orangtua mereka pun pasrah mengikuti program latihan keras itu demi meraih prestasi.
Ye Shiwen tentu saja harus melakoni latihan keras serupa. Dia harus berenang setiap hari selama beberapa jam. Bahkan, di usia tujuh tahun, dia harus melakukan latihan-latihan yang untuk orang dewasa sekalipun terbilang berat. Dia hanya bisa beristirahat ketika kolam renang harus dibersihkan.
Tak hanya latihan, dia juga diharuskan punya standar kesopanan tertentu seperti ekspresi wajah datar, tampak sempurna di depan juri, dan tidak menunjukkan kelemahan atau rasa sakit. Satu-satunya keuntungan dia adalah makanan yang diperolehnya jauh lebih bergizi ketimbang remaja Cina lainnya.
Sayangnya, tuntutan demi prestasi itu kerap kali berujung pada kebohongan. Beberapa kali atlet Cina diketahui mengonsumsi suplemen terlarang demi meningkatkan performa. Akibatnya, medali emas yang mereka raih pun terpaksa dibatalkan.
Apakah semua itu sepadan demi sebuah medali emas Olimpiade?
Anak-anak Cina dipaksa berlatih keras sejak usia dini