REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Polisi Bahrain bentrok dengan pengunjuk rasa yang menggelar aksi menentang penyelenggaraan balapan Formula Satu Grand Prix akhir pekan ini. Demikian kata saksi mata.
Para pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan sambil meneriakkan kata-kata penolakan "Tidak. Tidak untuk Formula berdarah" dan "Balapan anda adalah kriminal". Demonstran menentang keputusan Formula Satu untuk tetap menyelenggarakan balap mobil.
Saksi mata mengatakan polisi anti huru-hara menembakkan gas air mata dan melemparkan granat ke arah pengunjuk rasa yang melontarkan bom molotov ke arah polisi.
Polisi mengaku telah menahan enam orang karena menutup jalan dan membakar beberapa mobil saat aksi protes memanas menjelang balap mobil yang akan digelar pada Jumat.
Kelompok Human Rights Watch (HRW) menuding Formula Satu telah mengabaikan tudingan pelanggaran HAM. HRW mengatakan bahwa petugas keamanan Bahrain meningkatkan aksi represif menjelang event tersebut.
"Bahrain mengetatkan pengawalan protes dengan makin dekatnya penyelenggaraan balap Formula Satu," kata Direktur HRW untuk Timur Tengah, Sarah Leah Whitson. "Penyelenggara Formula Satu sepertinya lebih memilih bersembunyi dan mengambil risiko bahwa penyelenggaraan balap mobil itu akan memicu terjadinya kekerasan.
Pada awal 2011, Bahrain digoyang aksi protes pro-demokrasi selama sebulan. Namun, aksi tersebut berhasil diatasi dengan bantuan tentara-tentara di teluk Arab yang dipimpin Arab Saudi. Balapan F1 pada 2011 ditunda dan digelar kembali pada 2012.
Bahrain yang menjadi basis Armada kelima Angkatan Laut AS dan memiliki posisi strategis diseberang Iran ini terus diterpa aksi demosntrasi sporadis, terutama di luar ibukota. Kelompok HAM mengatakan sebanyak 80 orang tewas dalam kerusuhan di Bahrain sejak Februari 2011.