REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pirelli kembali menjadi sasaran adanya degradasi ban pada ajang balap Formula One (F1) seri Spanyol Grand Prix. Selain itu, Red Bull melancarkan kritikan kepada Formula One terkait tindakan menyimpan ban yang dianggap menurunkan kompetensi untuk saling berlomba di antara para pebalap.
Secara keseluruhan tercatat ada 82 pitstop selama balapan Formula One seri Spanyol Grand Prix dengan rata-rata seorang pebalap melakukan empat kali pitstop untuk 66 lap. Selain itu, sejumlah pebalap juga ada yang mengurangi laju kecepatan untuk menyimpan ban mereka.
"Dalam keadaan seperti ini, kami tidak bisa mendapatkan yang terbaik dari driver maupun mobil kami," kata pemilik Red Bull, Dietrich Mateschitz, dilansir dalam laman BBC, Selasa (14/5).
Mateschitz yang menjalankan dua tim yakni Red Bull dan Toro Rosso mengatakan hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan balapan. Namun, hal ini merupakan kompetisi bagi tiap tim dalam pengelolaan ban.
Mateschitz mengatakan jika setiap tim menyimpan ban untuk balapan maka tidak perlu ada kualifikasi untuk memperebutkan pole position. Selain itu, jumlah pitstop yang dilakukan oleh pebalap dinilai terlalu banyak sehingga kualitas ban kembali dipertanyakan.
Pirelli kembali ke F1 pada 2011 lalu dengan harapan dapat menyediakan ban dengan kualitas karet nomor satu, seperti pada seri Kanada Grand Prix 2010 silam. Direktur Pirelli, Paul Hembery, mengakui jumlah empat pitstop memang terlalu banyak.
Pekan ini perusahannya akan mulai mempertimbangkan dua hal yakni mengubah desain ban atau membuat pilihan yang lebih konservatif. Perubahan ban itu tentu tidak bisa berjalan dengan cepat dan membutuhkan waktu.
''Pada musim ini, ban menjadi sorotan utama dan dipandang sebagai hal yang sangat ekstrim. Hal tersebut tentu berbeda dengan kondisi pada dua tahun lalu,'' kata Hembery.